Aksi Jual di Kawasan Regional Seret IHSG ke Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 November 2018 12:03
Aksi Jual di Kawasan Regional Seret IHSG ke Zona Merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,12% ke level 5.998,03, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat hingga 0,44% dan menembus level psikologis 6.000, yakni ke level 6.017,46.

Namun pada akhir sesi I, IHSG justru melemah tipis 0,06% ke level 5.987,19. Aksi jual yang terjadi di bursa saham utama kawasan Asia pada akhirnya berhasil menyeret IHSG ke zona merah.

Hingga siang hari, indeks Shanghai anjlok 1,63%, indeks Hang Seng turun 0,3%, indeks Strait Times turun 0,06%, dan indeks Kospi melemah 0,63%.

Sentimen negatif berupa perang dagang AS-China yang kian panas membuat investor melepas instrumen berisiko seperti saham. Pada hari Selasa (20/11/2018), United States Trade Representative (USTR) mengatakan bahwa China telah gagal untuk mengubah praktik-praktik tidak adil di bidang kekayaan intelektual dan transfer teknologi yang menjadi salah satu alasan AS membebankan bea masuk baru bagi importasi produk-produk asal China.

"Tinjauan baru ini menunjukkan bahwa China belum secara fundamental merubah praktik-praktik yang tidak adil, tidak beralasan, dan menganggu keseimbangan pasar yang merupakan inti dari laporan pada Maret 2018 mengenai investigasi "Section 301"." Tulis USTR dalam pernyataannya.

China pun kini dibuat berang oleh pernyataan tersebut. Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, menegaskan bahwa tuduhan AS sama sekali tidak berdasar.

"AS membuat tuduhan baru yang tak berdasar kepada China. Kami sangat tidak bisa menerimanya. Kami harap AS mencabut kata-kata dan perilaku yang menghancurkan hubungan bilateral kedua negara," sebut Gao dalam jumpa pers di Beijing, dilansir Reuters.

Bila AS melakukan tindakan atas tuduhannya, Gao mengatakan China akan tetap menjaga kepentingannya. Menurutnya, tindakan AS selanjutnya bisa saja semakin merusak tata cara perdagangan dunia

"China akan mencermati langkah yang mungkin akan ditempuh AS. China siap melakukan langkah yang diperkukan untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan negara," tegas Gao.

Kian panasnya hubungan kedua negara terjadi di saat yang kurang tepat. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini.

Besar kemungkinan, pertemuan itu tak bisa menyelesaikan perang dagang yang selama ini tengah berkecamuk.
Secara sektoral, sektor jasa keuangan (-0,51%) memimpin pelemahan IHSG. Sektor jasa keuangan melemah seiring dengan aksi jual pada saham-saham bank BUKU IV. Harga saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mengakhiri sesi 1 dengan melemah 1,82%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,41%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 0,3%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,4%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 0,34%.

Perang dagang AS-China yang kian panas memaksa investor untuk melepas saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar seperti bank BUKU IV.

Di sisi lain, sejatinya pergerakan rupiah mendukung bagi investor untuk mengoleksi saham-saham bank BUKU IV. Hingga siang hari, rupiah menguat 0,41% di pasar spot ke level Rp 14.515/dolar AS. Sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan (-0,45%) juga berkontribusi dalam mendorong IHSG melemah. Per akhir sesi 1, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) turun 0,99%, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) turun 0,62%, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 0,38%.

Pada perdagangan kemarin, sejumlah saham emiten properti membukukan penguatan yang impresif: PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 6,45%, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 5,84%, PT Agung Podomoro Tbk (APLN) naik 4,73%, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 3,59%, dan PT Alam Sutera Tbk (ASRI) naik 3,21%.

Kemarin, melesatnya harga saham-saham properti terjadi seiring dengan rencana pemerintah menebar insentif di sektor ini. Pada hari Rabu (21/11/2018), Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa saat ini sedang diselesaikan aturan terkait relaksasi pengenaan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk rumah dan apartemen.

"Selama ini dapatkan kendala karena ada PPnBM yang sangat tinggi dengan menaikkan threshold (batas bawah)-nya dari yang tadinya Rp 20 miliar menjadi Rp 30 miliar" ucap Sri Mulyani dilansir dari situs Sekretariat Kabinet, Rabu (21/11/2018).

Terkait PPh Pasal 22 untuk rumah mewah, besaran tarif akan diturunkan dari 5% menjadi 1%. "Dengan demikian kita berharap sektor konstruksi akan menjadi meningkat dari segi kegiatan usahanya," tambah Sri Mulyani.

Aksi ambil untung banyak dilakukan oleh investor asing. Hingga tengah hari, investor asing membukukan jual bersih sebesar Rp 2,66 miliar atas saham CTRA. Pada saham BSDE, nilainya lebih besar lagi yakni sebesar Rp 7,28 miliar.

Secara keseluruhan di seluruh pasar, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 61,1 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular