
Rupiah dan Brexit Perpanjang Reli Harga Obligasi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
23 November 2018 11:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini di tengah penguatan rupiah dan sentimen positif global.
Naiknya harga surat berharga negara (SBN) itu seiring senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkanenguatnya harga SBN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30
tahun. Seri acuan yang paling menguat adalah seri FR0065 bertenor 5 tahun yang mengalami penurunan yield 4 basis poin (bps) menjadi 8,28%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain yaitu 15 tahun juga menguat sehingga menurunkan yield 1,4 bps menjadi 8,28%. Seri acuan lain masih terkoreksi dan stagnan yaitu pada seri 20 tahun dan 5 tahun yang masih stabil dari posisi kemarin.
Penguatan pasar obligasi hari ini dipengaruhi oleh masih menguatnya rupiah setelah adanya sentimen positif dari drama Brexit, di mana Inggris dan Uni Eropa sudah menyepakati kesepakatan awal.
Sumber: Refinitiv
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 487 bps, semakin menyempit dari posisi kemarin 495 bps.
Yield US Treasury 10 tahun naik tipis hingga 3,065% dari posisi kemarin 3,061%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 889,21 triliun SBN, atau 37,56% dari total beredar Rp 2.367 triliun berdasarkan data per 21 November.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 24,89 triliun dibanding posisi akhir Oktober Rp 864,32 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 36,93% pada periode yang sama.
Penguatan tipis di pasar surat utang hari ini juga terjadi/tidak seperti yang terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,07% menjadi 5.986 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,17% menjadi Rp 14.468 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang menguat 0,25% menjadi 96, 68.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi pada pasar Brasil, India, dan Singapura. Tiga pasar lain yaitu China, Malaysia, dan Rusia masih melemah.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Naiknya harga surat berharga negara (SBN) itu seiring senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkanenguatnya harga SBN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
tahun. Seri acuan yang paling menguat adalah seri FR0065 bertenor 5 tahun yang mengalami penurunan yield 4 basis poin (bps) menjadi 8,28%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain yaitu 15 tahun juga menguat sehingga menurunkan yield 1,4 bps menjadi 8,28%. Seri acuan lain masih terkoreksi dan stagnan yaitu pada seri 20 tahun dan 5 tahun yang masih stabil dari posisi kemarin.
Penguatan pasar obligasi hari ini dipengaruhi oleh masih menguatnya rupiah setelah adanya sentimen positif dari drama Brexit, di mana Inggris dan Uni Eropa sudah menyepakati kesepakatan awal.
Opening 10:15 | |||||
Yield Obligasi Negara Acuan 23 Nov 2018 | |||||
Seri | Benchmark | Yield 22 Nov 2018 (%) | Yield 23 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 22 Nov'18 |
FR0063 | 5 tahun | 7.991 | 8.009 | 1.80 | 7.913 |
FR0064 | 10 tahun | 7.986 | 7.943 | -4.30 | 7.957 |
FR0065 | 15 tahun | 8.297 | 8.283 | -1.40 | 8.269 |
FR0075 | 20 tahun | 8.429 | 8.429 | 0.00 | 8.393 |
Avg movement | -0.98 |
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 487 bps, semakin menyempit dari posisi kemarin 495 bps.
Yield US Treasury 10 tahun naik tipis hingga 3,065% dari posisi kemarin 3,061%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 889,21 triliun SBN, atau 37,56% dari total beredar Rp 2.367 triliun berdasarkan data per 21 November.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 24,89 triliun dibanding posisi akhir Oktober Rp 864,32 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 36,93% pada periode yang sama.
Penguatan tipis di pasar surat utang hari ini juga terjadi/tidak seperti yang terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,07% menjadi 5.986 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,17% menjadi Rp 14.468 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang menguat 0,25% menjadi 96, 68.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi pada pasar Brasil, India, dan Singapura. Tiga pasar lain yaitu China, Malaysia, dan Rusia masih melemah.
Yield Obligasi 10 Tahun Negara Berkembang dan Negara Maju | |||
Negara | Yield 22 Nov 2018 (%) | Yield 23 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 10.09 | 10.01 | -8.00 |
China | 3.403 | 3.407 | 0.40 |
Jerman | 0.371 | 0.367 | -0.40 |
Perancis | 0.757 | 0.75 | -0.70 |
Inggris | 1.433 | 1.419 | -1.40 |
India | 7.723 | 7.71 | -1.30 |
Italia | 3.473 | 3.456 | -1.70 |
Jepang | 0.095 | 0.096 | 0.10 |
Malaysia | 4.163 | 4.164 | 0.10 |
Filipina | 7.111 | 7.111 | 0.00 |
Rusia | 8.7 | 8.71 | 1.00 |
Singapura | 2.442 | 2.434 | -0.80 |
Turki | 16.55 | 16.44 | -11.00 |
Amerika Serikat | 3.065 | 3.065 | 0.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Most Popular