
Hingga Penutupan Perdagangan, IHSG Tetap yang Terbaik di Asia
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 November 2018 16:45

Saham-saham bank BUKU IV memotori laju IHSG. Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengakhiri sesi 2 dengan penguatan sebesar 3,5%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 1,82%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,21%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 0,69%.
Penguatan rupiah melandasi aksi beli atas saham-saham bank BUKU IV. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,17% di pasar spot ke level Rp 14.575/dolar AS.
Walaupun ada anggapan bahwa The Fed tetap akan mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuan pada bulan depan, investor nampak masih mengapresiasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 6% yang diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) tepat 1 minggu yang lalu. Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Dengan dinaikannya suku bunga acuan, maka imbal hasil investasi pendapatan tetap di tanah air akan menjadi semakin kompetitif sehingga diharapkan bisa menarik aliran dana investor asing. Pada akhirnya, defisit di pos transaksi berjalan akan bisa diimbangi oleh surplus di pos transaksi modal dan finansial.
Sebagai informasi, prospek transaksi berjalan di kuartal-IV nampaknya cukup suram. Pada minggu lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit neraca dagang periode Oktober 2018 di angka US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Defisit bulan Oktober menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.
Selain itu, penyaluran kredit yang sedang kencang-kencangnya membuat investor optimis menempatkan dananya di saham-saham bank BUKU IV.
Melansir Reuters, penyaluran kredit bank komersial tumbuh sebesar 12,69% YoY pada September 2018, naik dari capaian periode Agustus 2018 yang sebesar 12,12% YoY. (ank/roy)
Penguatan rupiah melandasi aksi beli atas saham-saham bank BUKU IV. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,17% di pasar spot ke level Rp 14.575/dolar AS.
Walaupun ada anggapan bahwa The Fed tetap akan mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuan pada bulan depan, investor nampak masih mengapresiasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 6% yang diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) tepat 1 minggu yang lalu. Keputusan ini mengejutkan lantaran konsensus yang dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.
Sebagai informasi, prospek transaksi berjalan di kuartal-IV nampaknya cukup suram. Pada minggu lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit neraca dagang periode Oktober 2018 di angka US$ 1,82 miliar, jauh lebih dalam dari konsensus yang sebesar US$ 62,5 juta. Defisit bulan Oktober menjadi yang terdalam sejak Juli 2017. Kala itu, defisit neraca dagang adalah sebesar US$ 2,01 miliar.
Selain itu, penyaluran kredit yang sedang kencang-kencangnya membuat investor optimis menempatkan dananya di saham-saham bank BUKU IV.
Melansir Reuters, penyaluran kredit bank komersial tumbuh sebesar 12,69% YoY pada September 2018, naik dari capaian periode Agustus 2018 yang sebesar 12,12% YoY. (ank/roy)
Pages
Most Popular