Analisis Teknikal

Asing Mulai Keluar Dari Bursa, Mampukah IHSG Tembus 6.000?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
22 November 2018 08:43
Hari ini IHSG akan bergerak variatif dengan kencenderungan melemah pada rentang pergerakan 5.978 hingga 5.903.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah pada rentang pergerakan 5.978 hingga 5.903 pada perdagangan hari ini, Kamis (22/11/2018).

Potensi pelemahan didasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Wall Street yang kembali menghijau setelah berguguran memberikan optimisme pasar Asia.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup stagnan, S&P 500 menguat 0,3%, dan Nasdaq Composite mulai menanjak naik 0,75%.

Sentimen positif bagi Wall Street adalah sepertinya mulai terbuka kemungkinan The Federal Reserve/The Fed untuk menunda kenaikan suku bunga acuan. Sebab, data ekonomi di AS ternyata belum terlalu kuat.

Klaim tunjangan pengangguran naik 3.000 menjadi 224.000 pada pekan lalu. Capaian itu lebih tinggi dari estimasi pasar yang meramalkan penurunan ke angka 215.000.

Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir pada zona merah dengan melemah 0,95% ke level 6.948.

Pelemahan IHSG sudah terbaca sejak dibuka melemah 1,05%. Meskipun sempat menipiskan pelemahan ke level 5.978 (-0,44%), IHSG kembali tertekan di zona merah akibat investor asing terus melakukan aksi jual.

Asing kembali melakukan jual bersih (net sell) Rp 583 miliar di semua pasar. Asing mulai keluar setelah pekan lalu membukukan inflow cukup tinggi hingga 4,1 triliun di semua pasar.


Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Berikut analisis pergerakan IHSG menggunakan analisis secara teknikal.
Asing Mulai Keluar Dari Bursa, Mampukah IHSG Tembus 6.000?Sumber: Revinitif
Kembali bergerak dibawah level 6.000 menggambarkan IHSG kembali dalam tekanan. Hal ini juga tercermin dari posisinya yang bergerak di bawah garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5).

Mengacu pada indikator teknikal stochastic slow, posisi IHSG juga cenderung lebih dekat dengan area jenuh belinya (overbought).

pola lilin berputar (spinning candle) pada grafik, menggambarkan bahwa IHSG sedang berkonsolidasi terhadap arah pergerakannya dalam jangka pendek.

Tim Riset memandang bahwa sentimen positif dari bursa global, pergerakan IHSG secara teknikal yang masih berkonsolidasi, dan investor sing yang mulai keluar akan membuat IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan melemah.


T
IM RISET CNBC INDONESIA



(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular