
Gara-Gara Apple dan Perang Dagang, Bursa Saham Asia Kebakaran
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 November 2018 09:29

Jakarta, CNBC Indonesia- Bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada hari ini: indeks Nikkei ambruk 1,28%, indeks Strait Times melemah 0,98%, Indeks Shanghai turun 0,71%, indeks Hang Seng anjlok 1,25%, dan indeks Kospi terpangkas 1,23%.
Anjloknya Wall Street membebani bursa saham Benua Kuning. Pada dini hari tadi, indeks Dow Jones ditutup anjlok1,56%, S&P 500 anjlok 1,66%, dan Nasdaq anjlok 3,03%.
Saham Facebook yang ambruk 5,72% dan Apple yang terpangkas 3,96% memotori kejatuhan harga saham emiten-emiten teknologi lainnya seperti Amazon dan Netflix.
Saham Apple dilepas investor menyusul laporan dari Wall Street Journal yang menyebut perusahaan telah memangkas produksi untuk 3 seri iPhone baru yang diluncurkan pada September lalu, seperti dikutip dari Reuters. Permintaan yang lebih rendah dari ekspektasi merupakan salah satu alasan perusahaan memangkas produksi dari iPhone XS, iPhone XS Max, dan iPhone XR.
Kemudian, perang dagang AS-China yang masih jauh dari kata usai ikut membebani bursa saham regional. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang baru saja berakhir gagal menghasilkan sebuah komunike untuk kali pertama dalam sejarah.
"Anda tahun dua raksasa (negara) di dalam ruangan," jawab Perdana Menteri Papua New Guinea Peter O'Neill ketika ditanya mana diantara 21 negara anggota APEC yang tidak bisa memberikan persetujuan, seperti dilansir dari Reuters.
O'Neill yang menjadi Ketua dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa permasalahan utama adalah terkait dimasukkannya World Trade Organization (WTO) dan kemungkinan reformasinya ke dalam deklarasi dari para pimpinan negara-negara anggota.
Masih dari gelaran KTT APEC, Wakil Presiden AS Mike Pence dalam pidatonya menyebut bahwa pengenaan bea masuk baru bagi importasi produk China senilai US$ 250 miliar yang mulai berlaku pada bulan September tidak akan dihentikan kecuali China memenuhi tuntutan-tuntutan AS.
Dengan hasil KTT APEC yang begitu buruk, pelaku pasar dibuat skeptis dalam menghadapi pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir bulan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/gus) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Anjloknya Wall Street membebani bursa saham Benua Kuning. Pada dini hari tadi, indeks Dow Jones ditutup anjlok1,56%, S&P 500 anjlok 1,66%, dan Nasdaq anjlok 3,03%.
Saham Apple dilepas investor menyusul laporan dari Wall Street Journal yang menyebut perusahaan telah memangkas produksi untuk 3 seri iPhone baru yang diluncurkan pada September lalu, seperti dikutip dari Reuters. Permintaan yang lebih rendah dari ekspektasi merupakan salah satu alasan perusahaan memangkas produksi dari iPhone XS, iPhone XS Max, dan iPhone XR.
Kemudian, perang dagang AS-China yang masih jauh dari kata usai ikut membebani bursa saham regional. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang baru saja berakhir gagal menghasilkan sebuah komunike untuk kali pertama dalam sejarah.
"Anda tahun dua raksasa (negara) di dalam ruangan," jawab Perdana Menteri Papua New Guinea Peter O'Neill ketika ditanya mana diantara 21 negara anggota APEC yang tidak bisa memberikan persetujuan, seperti dilansir dari Reuters.
O'Neill yang menjadi Ketua dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa permasalahan utama adalah terkait dimasukkannya World Trade Organization (WTO) dan kemungkinan reformasinya ke dalam deklarasi dari para pimpinan negara-negara anggota.
Masih dari gelaran KTT APEC, Wakil Presiden AS Mike Pence dalam pidatonya menyebut bahwa pengenaan bea masuk baru bagi importasi produk China senilai US$ 250 miliar yang mulai berlaku pada bulan September tidak akan dihentikan kecuali China memenuhi tuntutan-tuntutan AS.
Dengan hasil KTT APEC yang begitu buruk, pelaku pasar dibuat skeptis dalam menghadapi pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir bulan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/gus) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Most Popular