
Mengintip Strategi BNI Cetak Cuan dari Kantor Luar Negeri
Roy Franedya, CNBC Indonesia
19 November 2018 14:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi global yang diselimuti ketidakpastian ternyata tidak jadi penghalang bagi BNI dalam mencetak kinerja ciamik. Buktinya, kinerja keuangan kantor cabang luar negeri (KCLN) bank BNI masih tetap tumbuh maksimal dalam empat tahun terakhir.
Kantor cabang Singapura
Pada 2014, kantor cabang Singapura memiliki aset US$500 juta, pada 2015 naik menjadi US$560 juta. Lalu pada 2016 kembali naik jadi US$740 juta dan 2017 jadi US$1,11 miliar. Adapun pada kuartal III-2018 aset sudah mencapai US$1 miliar.
Dari sisi laba operasional, pada 2014 cabang Singapura mencatatkan laba sebesar US$4,63 juta. Laba operasional 2015 sebesar US$9,65 juta. Laba operasional 2016 sebesar US$12,51 juta. Laba operasional 2017 sebesar US$14,53 juta. Hingga kuartal III-2018 laba operasional sebesar US$12,26 juta.
Kantor Cabang Hong Kong
Aset kantor cabang Hong Kong pada 2014 mencapai US$340 juta. Aset pada 2015 sebesar US$640 juta. Pada 2016, asetnya US$810 juta dan pada 2017 asetnya menjadi US$1,03 miliar. Kuartal III-2018 aset cabang Hong Kong mencapai US$910 juta.
Laba operasional cabang Hong Kong di 2014 US$1,28 juta. Pada 2015 laba operasional sebesar US$3,27 juta. 2016, laba operasional menjadi US$6 juta dan laba operasional 2017 sebesar US$6,73 juta. Kuartal III-2018 laba operasional cabang Hong Kong sebesar US$5,68 juta.
Kantor Cabang Tokyo
Aset kantor cabang Tokyo pada 2014 mencapai US$500 juta. Aset pada 2015 sebesar US$560 juta. Pada 2016, asetnya US$440 juta dan pada 2017 asetnya menjadi US$600 juta. Kuartal III-2018 aset cabang Hong Kong mencapai US$530 juta.
Laba operasional cabang Tokyo di 2014 sebesar US$3,58 juta. Pada 2015 laba operasional sebesar US$4,28 juta. 2016, laba operasional menjadi US$5,28 juta dan laba operasional 2017 sebesar US$7,54 juta. Kuartal III-2018 laba operasional cabang Tokyo sebesar US$5,83 juta.
Kantor Cabang London
Aset kantor cabang London pada 2014 mencapai US$810 juta. Aset pada 2015 sebesar US$780 juta. Pada 2016, asetnya US$960 juta dan pada 2017 asetnya menjadi US$940 juta. Kuartal III-2018 aset cabang Londonmencapai US$1,48 miliar.
Laba operasional cabang London di 2014 sebesar US$2,18 juta. Pada 2015 laba operasional sebesar US$3,62 juta. 2016, laba operasional menjadi US$6,46 juta dan laba operasional 2017 sebesar US$11,42 juta. Kuartal III-2018 laba operasional cabang London sebesar US$8,2 juta.
Kantor Cabang New York
Aset kantor cabang New York pada 2014 mencapai US$290 juta. Aset pada 2015 sebesar US$400 juta. Pada 2016, asetnya US$450 juta dan pada 2017 asetnya menjadi US$850 juta. Kuartal III-2018 aset cabang Hong Kong mencapai US$1,38 miliar.
Laba operasional cabang New York di 2014 sebesar US$0,34 juta. Pada 2015 laba operasional sebesar US$2,71 juta. 2016, laba operasional menjadi US$5,25 juta dan laba operasional 2017 sebesar US$7,78 juta. Kuartal III-2018 laba operasional cabang Hong Kong sebesar US$6,32 juta.
Kantor Cabang Seoul
Seol merupakan kantor cabang terbaru dari BNI di luar negeri. Pada 2016, asetnya mencapai US$0,22 miliar. Di 2017 asetnya sebesar US$0,29 miliar dan kuartal III-2018 asetnya mencapai US$0,27 miliar. Laba operasional cabang Seoul di 2016 mencapai US$0,8 juta. Pada 2017 mencapai US$1,93 juta. Adapun kuartal III-2018 laba operasional mencapai US$1,37 juta.
Pemimpin Divisi Internasional BNI Henry Panjaitan mengatakan pertumbuhan aset dan laba operasional BNI cabang luar negeri merupakan hasil dari perubahan peran dan fungsi dari kantor luar negeri yang dimulai sejak 10 tahun silam.
Henry mengungkapkan sebelumnya fungsi dari kantor cabang luar negeri adalah untuk tujuan mendapatkan pendanaan dari luar negeri yang digunakan untuk ekspansi nasabah di dalam negeri dan untuk investasi.
Hal ini membuat 80-90% aset BNI cabang luar negeri merupakan produk sekurities. Sisanya, untuk sindikasi kredit bagi perusahaan lokal.
Namun kini, fungsinya berubah di mana 70% berupa aset pinjaman (kredit) dan pembiayaan perdagangan (trade finance). Sisanya, 30% berbentuk sekurities untuk mengelola likuiditas.
"Sekarang kita rubah menjadi real bisnis. Kita arahkan 70% tersebut untuk Indonesia related. Dulu tidak seperti itu," jelas Henry kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/11/2018).
Indonesia ralated yang dimaksud adalah pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang ekspor ke luar negeri dan perusahaan-perusahaan yang memiliki ekspor dan impor ke Indonesia. Sisanya, untuk membiayai trading company.
"Sekarang ini kontribusi cabang luar negeri sudah mencapai 10% dari total aset keseluruhan BNI," ujar Henry. Pada kuartal III-2018 total aset BNI mencapai Rp 763,52 triliun.
(roy/miq) Next Article Gratis! Yuk Intip Biaya Transaksi di ATM BNI
Kantor cabang Singapura
Pada 2014, kantor cabang Singapura memiliki aset US$500 juta, pada 2015 naik menjadi US$560 juta. Lalu pada 2016 kembali naik jadi US$740 juta dan 2017 jadi US$1,11 miliar. Adapun pada kuartal III-2018 aset sudah mencapai US$1 miliar.
Dari sisi laba operasional, pada 2014 cabang Singapura mencatatkan laba sebesar US$4,63 juta. Laba operasional 2015 sebesar US$9,65 juta. Laba operasional 2016 sebesar US$12,51 juta. Laba operasional 2017 sebesar US$14,53 juta. Hingga kuartal III-2018 laba operasional sebesar US$12,26 juta.
Aset kantor cabang Hong Kong pada 2014 mencapai US$340 juta. Aset pada 2015 sebesar US$640 juta. Pada 2016, asetnya US$810 juta dan pada 2017 asetnya menjadi US$1,03 miliar. Kuartal III-2018 aset cabang Hong Kong mencapai US$910 juta.
Laba operasional cabang Hong Kong di 2014 US$1,28 juta. Pada 2015 laba operasional sebesar US$3,27 juta. 2016, laba operasional menjadi US$6 juta dan laba operasional 2017 sebesar US$6,73 juta. Kuartal III-2018 laba operasional cabang Hong Kong sebesar US$5,68 juta.
Kantor Cabang Tokyo
Aset kantor cabang Tokyo pada 2014 mencapai US$500 juta. Aset pada 2015 sebesar US$560 juta. Pada 2016, asetnya US$440 juta dan pada 2017 asetnya menjadi US$600 juta. Kuartal III-2018 aset cabang Hong Kong mencapai US$530 juta.
Laba operasional cabang Tokyo di 2014 sebesar US$3,58 juta. Pada 2015 laba operasional sebesar US$4,28 juta. 2016, laba operasional menjadi US$5,28 juta dan laba operasional 2017 sebesar US$7,54 juta. Kuartal III-2018 laba operasional cabang Tokyo sebesar US$5,83 juta.
Kantor Cabang London
Aset kantor cabang London pada 2014 mencapai US$810 juta. Aset pada 2015 sebesar US$780 juta. Pada 2016, asetnya US$960 juta dan pada 2017 asetnya menjadi US$940 juta. Kuartal III-2018 aset cabang Londonmencapai US$1,48 miliar.
Laba operasional cabang London di 2014 sebesar US$2,18 juta. Pada 2015 laba operasional sebesar US$3,62 juta. 2016, laba operasional menjadi US$6,46 juta dan laba operasional 2017 sebesar US$11,42 juta. Kuartal III-2018 laba operasional cabang London sebesar US$8,2 juta.
Kantor Cabang New York
Aset kantor cabang New York pada 2014 mencapai US$290 juta. Aset pada 2015 sebesar US$400 juta. Pada 2016, asetnya US$450 juta dan pada 2017 asetnya menjadi US$850 juta. Kuartal III-2018 aset cabang Hong Kong mencapai US$1,38 miliar.
Laba operasional cabang New York di 2014 sebesar US$0,34 juta. Pada 2015 laba operasional sebesar US$2,71 juta. 2016, laba operasional menjadi US$5,25 juta dan laba operasional 2017 sebesar US$7,78 juta. Kuartal III-2018 laba operasional cabang Hong Kong sebesar US$6,32 juta.
Kantor Cabang Seoul
Seol merupakan kantor cabang terbaru dari BNI di luar negeri. Pada 2016, asetnya mencapai US$0,22 miliar. Di 2017 asetnya sebesar US$0,29 miliar dan kuartal III-2018 asetnya mencapai US$0,27 miliar. Laba operasional cabang Seoul di 2016 mencapai US$0,8 juta. Pada 2017 mencapai US$1,93 juta. Adapun kuartal III-2018 laba operasional mencapai US$1,37 juta.
Pemimpin Divisi Internasional BNI Henry Panjaitan mengatakan pertumbuhan aset dan laba operasional BNI cabang luar negeri merupakan hasil dari perubahan peran dan fungsi dari kantor luar negeri yang dimulai sejak 10 tahun silam.
Henry mengungkapkan sebelumnya fungsi dari kantor cabang luar negeri adalah untuk tujuan mendapatkan pendanaan dari luar negeri yang digunakan untuk ekspansi nasabah di dalam negeri dan untuk investasi.
Hal ini membuat 80-90% aset BNI cabang luar negeri merupakan produk sekurities. Sisanya, untuk sindikasi kredit bagi perusahaan lokal.
Namun kini, fungsinya berubah di mana 70% berupa aset pinjaman (kredit) dan pembiayaan perdagangan (trade finance). Sisanya, 30% berbentuk sekurities untuk mengelola likuiditas.
"Sekarang kita rubah menjadi real bisnis. Kita arahkan 70% tersebut untuk Indonesia related. Dulu tidak seperti itu," jelas Henry kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/11/2018).
Indonesia ralated yang dimaksud adalah pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang ekspor ke luar negeri dan perusahaan-perusahaan yang memiliki ekspor dan impor ke Indonesia. Sisanya, untuk membiayai trading company.
"Sekarang ini kontribusi cabang luar negeri sudah mencapai 10% dari total aset keseluruhan BNI," ujar Henry. Pada kuartal III-2018 total aset BNI mencapai Rp 763,52 triliun.
(roy/miq) Next Article Gratis! Yuk Intip Biaya Transaksi di ATM BNI
Most Popular