Nasib Rupiah: 4 Hari di Atas, Sekarang di Bawah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2018 12:43
Tak Ada 'Obat' dari Dalam Negeri
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Sementara dari dalam negeri, tidak adanya sentimen yang bisa menopang rupiah membuat mata uang Tanah Air harus terjerembab ke zona merah. Sepertinya dampak suntikan adrenalin berupa kenaikan suku bunga acuan jelang akhir pekan lalu sudah mulai mereda.  

Pada 15 November, Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan dari 5,75% ke 6%. Kebijakan itu mengejutkan pasar, dan berhasil membuat rupiah perkasa. Kenaikan suku bunga acuan akan membuat imbalan investasi di Indonesia, utamanya di instrumen berpendapatan tetap, akan naik.

Oleh karena itu, kebijakan BI sukses membuat permintaan terhadap aset-aset keuangan di Indonesia meningkat sehingga menopang penguatan rupiah. Namun sepertinya efek dari obat kuat itu sudah habis hari ini. 

Paket Ekonomi Jilid XVI yang dirilis pemerintah akhir pekan lalu juga tidak mampu menguatkan rupiah. Hasilnya, rupiah terseret arus penguatan dolar AS di Asia.

Sebenarnya tidak hanya di Asia, penguatan greenback sudah meluas (broadbased). Terlihat dari Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama dunia) yang naik 0,07% pada pukul 12:32 WIB. 

Hidup bak roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Setelah 4 hari beruntun di atas, kini rupiah sepertinya harus merasakan posisi di bawah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular