Dari Pemimpin Asia, Rupiah Kini di Ujung Tanduk

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2018 10:40
Perang Dagang Panas Lagi?
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Osman Orsal)
Risiko berikutnya datang dari perkembangan hubungan dagang AS-China. Meski hubungan Washington-Beijing agak mesra belakangan ini, tetapi masih ada api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa menyeruak. 

Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya sudah menerima surat dari China yang berisi 142 daftar reformasi ekonomi yang sudah dilakukan di sana. Secara umum, Trump memang puas dan kemungkinan tidak akan memberlakukan bea masuk tambahan bagi produk-produk made in China

"Mungkin kami tidak akan melakukannya (pemberian bea masuk tambahan). China ingin membuat kesepakatan," ujar Trump, mengutip Reuters. 

Namun, Trump juga menyebut masih ada beberapa poin yang belum memuaskannya. "Mereka mengirim daftar yang banyak dan beberapa belum bisa saya terima," tegasnya. 

Aura perang dagang AS-China juga terlihat dalam KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang gagal menghasilkan komunike. Mengutip Reuters, seorang diplomat yang turut dalam pembahasan komunike menyatakan bahwa China menolak adanya kesepakatan yang berisi "menolak praktik perdagangan tidak sehat sesuai dengan ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)". 

Momentum ini bisa menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global. Pasalnya, terlihat bahwa AS dan China masih memiliki banyak ketidaksepahaman.  

Dikhawatirkan hal ini berlanjut ke rencana pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 akhir bulan ini. Bisa-bisa aura damai dagang yang sudah semakin kuat kembali memudar dan AS-China kembali terlibat perang dagang.   

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular