Dari Pemimpin Asia, Rupiah Kini di Ujung Tanduk

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2018 10:40
Brexit Kelabu, Dolar AS Diburu
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Umit Bektas)
Melihat dolar AS yang dominan di Asia, rupiah masih beruntung tidak terjerembab ke zona hijau. Investor kini menilai ada risiko besar di perekonomian global sehingga arus modal kembali mengarah ke dolar AS yang merupakan aset aman (safe haven). 

Di Inggris, perundingan kesepakatan perceraian dengan Uni Eropa (Brexit) kian runyam. Bahkan kepercayaan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Theresa May semakin tergerus. 

Mengutip BBC, lebih dari 20 orang anggota parlemen dari Partai Konservatif pendukung May sudah melayangkan surat mosi tidak percaya. Memang masih cukup jauh dari batas pengajuan resmi, yaitu 48 suara. Namun jika pandangan negatif terhadap pemerintah terus terjadi, maka jumlah mosi tidak percaya pasti akan bertambah. 

May sendiri menegaskan akan tetap fokus menjalankan tugasnya dan mengawal agar Brexit tetap mengedepankan kepentingan Inggris. Rencananya draf kesepakatan Brexit akan dibahas dalam sidang Uni Eropa pada 25 November. 

"Tujuh hari ke depan akan menjadi saat-saat kritis yang menentukan nasib negara ini. Saya tidak akan teralihkan dari tugas penting ini. Pergantian kepemimpinan tidak akan membuat semua menjadi lebih mudah, justru akan menunda tercapainya kesepakatan," tegas May, mengutip Reuters. 

Perkembangan ini membuat potensi No Deal Brexit, di mana Inggris tidak akan mendapat keuntungan apa pun, semakin meningkat. Apabila ini terwujud, maka akan menjadi pukulan berat bagi perekonomian Negeri John Bull. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular