
IPO, Merek Celana Jeans Levi's Targetkan Raup Rp 11,7 T
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 November 2018 17:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Levi Strauss & Co., perusahaan berusia 145 tahun yang terkenal karena menciptakan celana blue jeans pertama, sedang merencanakan penawaran umum perdana saham (IPO), kata beberapa sumber yang mengetahui hal tersebut.
Levi's berusaha mengumpulkan antara US$600 juta (Rp 8,7 triliun) hingga US$800 juta (Rp 11,7 triliun) dan menargetkan untuk menjadi perusahaan publik pada kuartal pertama 2019, kata beberapa sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena detail kesepakatan bersifat rahasia.
Perusahaan ini bermaksud untuk memulai debut dengan valuasi lebih dari US$5 miliar, kata sumber-sumber itu, melansir CNBC International.
Perusahaan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat (AS), itu telah meminta Goldman Sachs dan JPMorgan untuk mengelola kesepakatan itu, meskipun waktu dan nilai dari penawaran itu bisa berubah, kata para sumber.
Sejarah Levi's dimulai pada tahun 1853 ketika Levi Strauss, seorang imigran dari Bavaria, pindah ke California selama era demam emas (gold-rush era) dengan tujuan untuk membuka bisnis pionir keluarganya di West Coast.
Sekitar dua dekade kemudian, salah satu pelanggannya, seorang penjahit, bermitra dengan Strauss untuk mematenkan gagasan menggunakan paku keling (rivets) untuk membuat celana panjang yang bisa bertahan lebih lama, dan dibentuklah perusahaan itu. Gagasan tersebut melahirkan sepasang celana blue jeans pertama, menurut perusahaan.
Levi's saat ini dimiliki secara pribadi oleh keturunan keluarga Levi Strauss. Saham perusahaan afiliasi Jepang, Levi Strauss K.K. diperdagangkan secara publik di Tokyo, dan obligasi Levi's sudah diperdagangkan secara publik.
Oleh karena itu, Levi's melaporkan penghasilan kuartalan kepada Securities and Exchange Commission.
Levi's pernah menjadi perusahaan publik pada tahun 1971, meraup dana sekitar US$50 juta. Pada saat itu, itu adalah salah satu IPO terbesar yang pernah ada, bahkan ketika keluarganya memegang sebagian besar saham.
Tetapi saat menjadi perusahaan publik, laba dan harga sahamnya menurun. Keturunan Levi Strauss kembali menjadikan perusahaan sebagai perusahaan tertutup dalam pembelian senilai US$ 1,7 miliar pada tahun 1984.
Mereka kemudian melakukan pembelian lagi pada tahun 1996 yang mengakuisisi saham dari karyawan dan investor luar, yang mengonsolidasikan kepemilikan sepenuhnya di tangan keturunan Strauss.
Setelah labanya menurun dalam beberapa tahun terakhir, penjualan dan laba Levi's kini telah kembali naik.
Pada 9 Oktober, Levi's melaporkan pendapatan sebesar US$1,4 miliar untuk kuartal yang berakhir 26 Agustus, naik 10% dari kuartal yang sama tahun lalu. Penghasilan bersihnya sebesar US$ 30 juta, melonjak 45%.
Selama 2017, Levi's mencatat pendapatannya hampir mencapai US$5 miliar. Perusahaan juga telah memangkas beban utang setengahnya selama dua tahun terakhir, menurut dokumen resmi perusahaan.
Levi's saat ini dijalankan oleh Chip Bergh, yang telah menjadi chief executive officer dan presiden perusahaan sejak 2011. Sebelum menjabat, ia sudah bekerja sekitar tiga dekade di Procter & Gamble.
Levi's menolak berkomentar. Goldman dan J.P. Morgan juga menolak berkomentar mengenai rencana IPO perusahaan.
(prm) Next Article Tunjuk Goldman & JPMorgan, Jeans Levi's Bakal IPO Rp 8,2 T
Levi's berusaha mengumpulkan antara US$600 juta (Rp 8,7 triliun) hingga US$800 juta (Rp 11,7 triliun) dan menargetkan untuk menjadi perusahaan publik pada kuartal pertama 2019, kata beberapa sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena detail kesepakatan bersifat rahasia.
Perusahaan ini bermaksud untuk memulai debut dengan valuasi lebih dari US$5 miliar, kata sumber-sumber itu, melansir CNBC International.
Sejarah Levi's dimulai pada tahun 1853 ketika Levi Strauss, seorang imigran dari Bavaria, pindah ke California selama era demam emas (gold-rush era) dengan tujuan untuk membuka bisnis pionir keluarganya di West Coast.
Sekitar dua dekade kemudian, salah satu pelanggannya, seorang penjahit, bermitra dengan Strauss untuk mematenkan gagasan menggunakan paku keling (rivets) untuk membuat celana panjang yang bisa bertahan lebih lama, dan dibentuklah perusahaan itu. Gagasan tersebut melahirkan sepasang celana blue jeans pertama, menurut perusahaan.
Levi's saat ini dimiliki secara pribadi oleh keturunan keluarga Levi Strauss. Saham perusahaan afiliasi Jepang, Levi Strauss K.K. diperdagangkan secara publik di Tokyo, dan obligasi Levi's sudah diperdagangkan secara publik.
![]() |
Levi's pernah menjadi perusahaan publik pada tahun 1971, meraup dana sekitar US$50 juta. Pada saat itu, itu adalah salah satu IPO terbesar yang pernah ada, bahkan ketika keluarganya memegang sebagian besar saham.
Tetapi saat menjadi perusahaan publik, laba dan harga sahamnya menurun. Keturunan Levi Strauss kembali menjadikan perusahaan sebagai perusahaan tertutup dalam pembelian senilai US$ 1,7 miliar pada tahun 1984.
Mereka kemudian melakukan pembelian lagi pada tahun 1996 yang mengakuisisi saham dari karyawan dan investor luar, yang mengonsolidasikan kepemilikan sepenuhnya di tangan keturunan Strauss.
Setelah labanya menurun dalam beberapa tahun terakhir, penjualan dan laba Levi's kini telah kembali naik.
Pada 9 Oktober, Levi's melaporkan pendapatan sebesar US$1,4 miliar untuk kuartal yang berakhir 26 Agustus, naik 10% dari kuartal yang sama tahun lalu. Penghasilan bersihnya sebesar US$ 30 juta, melonjak 45%.
Selama 2017, Levi's mencatat pendapatannya hampir mencapai US$5 miliar. Perusahaan juga telah memangkas beban utang setengahnya selama dua tahun terakhir, menurut dokumen resmi perusahaan.
Levi's saat ini dijalankan oleh Chip Bergh, yang telah menjadi chief executive officer dan presiden perusahaan sejak 2011. Sebelum menjabat, ia sudah bekerja sekitar tiga dekade di Procter & Gamble.
Levi's menolak berkomentar. Goldman dan J.P. Morgan juga menolak berkomentar mengenai rencana IPO perusahaan.
(prm) Next Article Tunjuk Goldman & JPMorgan, Jeans Levi's Bakal IPO Rp 8,2 T
Most Popular