
Pertama Kali Sejak Agustus, IHSG Tembus Level 6.000!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 November 2018 10:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,33%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan sangat cepat memperlebar penguatannya. Pada pukul 10:03 WIB, IHSG menguat sebesar 0,99% ke level 6.014,91.
Jika dibandingkan dengan posisi penutupan IHSG pada perdagangan-perdagangan sebelumnya, ini merupakan kali pertama IHSG menembus level 6.000 sejak akhir Agustus silam.
Sejatinya, dari sisi regional kondisi tak mendukung bagi IHSG. Indeks Nikkei dan Shanghai yang dibuka menguat kini justru terjebak di zona merah, masing-masing sebesar 0,49% dan 0,17%.
Perkembangan mengenai perang dagang AS-China yang cukup mengkhawatirkan membuat investor bermain aman dengan meninggalkan bursa saham. Financial Times sempat menyebut bahwa Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer telah bertemu dengan para pengusaha dan berjanji untuk menunda pengenaan bea masuk baru kepada China untuk sementara.
Namun, kantor Perwakilan Dagang AS kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyanggah kabar tersebut.
"Tidak ada kehadiran beliau di hadapan para pengusaha dan menyatakan bahwa pengenaan bea masuk ditunda. Kerangka bea masuk masih sesuai dengan rencana. Laporan yang menyebutkan sebaliknya adalah tidak benar," tegas pernyataan tersebut.
Sebagai informasi, pada September 2018 AS resmi mengenakan bea masuk 10% atas importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar. Presiden AS Donald Trump kemudian mengancam akan mengenakan bea masuk baru lainnya yang menyasar importasi produk China senilai US$ 267 miliar.
Jika dibandingkan dengan posisi penutupan IHSG pada perdagangan-perdagangan sebelumnya, ini merupakan kali pertama IHSG menembus level 6.000 sejak akhir Agustus silam.
Sejatinya, dari sisi regional kondisi tak mendukung bagi IHSG. Indeks Nikkei dan Shanghai yang dibuka menguat kini justru terjebak di zona merah, masing-masing sebesar 0,49% dan 0,17%.
Namun, kantor Perwakilan Dagang AS kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyanggah kabar tersebut.
"Tidak ada kehadiran beliau di hadapan para pengusaha dan menyatakan bahwa pengenaan bea masuk ditunda. Kerangka bea masuk masih sesuai dengan rencana. Laporan yang menyebutkan sebaliknya adalah tidak benar," tegas pernyataan tersebut.
Sebagai informasi, pada September 2018 AS resmi mengenakan bea masuk 10% atas importasi produk asal China senilai US$ 200 miliar. Presiden AS Donald Trump kemudian mengancam akan mengenakan bea masuk baru lainnya yang menyasar importasi produk China senilai US$ 267 miliar.
Pages
Most Popular