
BRMS Target Lunasi Utang Ke Antam pada 2020
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
15 November 2018 14:00

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menargetkan pelunasan pembelian 20% saham PT Dairi Prima Mineral (DPM) ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) senilai US$ 57,3 juta atau setara Rp 844,31 miliar yang rampung pada 2020.
Sebagai tahap awal, perseroan telah membayar US$ 22 juta sebagai tahap awal pembayaran perjanjian pengalihan hak atas tambang seng tersebut.
"Yang US$ 22 juta sudah kami bayarkan di September 2018, jadi sisanya US$ 35 juta akan dilunasi dua tahun kedepan," ujar Herwin Hidayat Direktur Investor Relations BRMS di Aston Bridge Kuningan, Kamis (15/11/18).
Ia menambahkan, saat ini DPM resmi dimiliki perseroan dengan kepemilikan saham sebesar 49%. Sedangkan sisanya 51% dimiliki NFC China yang membeli saham DPM senilai US$ 198 juta pada September 2018.
Dengan dana divestasi ke NFC China itulah perseroan melakukan pembayaran tahap pertama ke ANTM.
"Rencananya nanti harus pakai kas internal sisanya, kami harapkan proyek-proyek kami sudah mulai produksi dan ada cash flow yang masuk untuk pembayaran tersebut," tambahnya.
Hingga saat ini, perseroan memiliki tiga tambang melalui anak usahanya yakni masing-masing DPM, lalu tambang emas PT Citra Palu Minerals (CPM) dan PT Gorontalo Minerals yakni tambang tembaga dan emas.
Untuk DPM, telah memperoleh izin produksi dari pemerintah pada Desember 2017 dengan masa produksi selama 30 tahun. Areal tambang ini memiliki sumber daya sebanyak 35 juta ton biji.
"Total anggaran belanja modal (capital expenditure) untuk DPM yakni US$ 350 juta hingga US$ 400 juta kami perkirakan," ujar Herwin.
Sedangkan tambang emas CPM memiliki cadangan bijih sebesar 3,9 juta ton dan tambang PT Gorontalo Minerals memiliki cadangan bijih 105 juta MT.
(hps) Next Article Nunggak Bayar ke Antam, Begini Penjelasan BRMS
Sebagai tahap awal, perseroan telah membayar US$ 22 juta sebagai tahap awal pembayaran perjanjian pengalihan hak atas tambang seng tersebut.
"Yang US$ 22 juta sudah kami bayarkan di September 2018, jadi sisanya US$ 35 juta akan dilunasi dua tahun kedepan," ujar Herwin Hidayat Direktur Investor Relations BRMS di Aston Bridge Kuningan, Kamis (15/11/18).
Dengan dana divestasi ke NFC China itulah perseroan melakukan pembayaran tahap pertama ke ANTM.
"Rencananya nanti harus pakai kas internal sisanya, kami harapkan proyek-proyek kami sudah mulai produksi dan ada cash flow yang masuk untuk pembayaran tersebut," tambahnya.
Hingga saat ini, perseroan memiliki tiga tambang melalui anak usahanya yakni masing-masing DPM, lalu tambang emas PT Citra Palu Minerals (CPM) dan PT Gorontalo Minerals yakni tambang tembaga dan emas.
Untuk DPM, telah memperoleh izin produksi dari pemerintah pada Desember 2017 dengan masa produksi selama 30 tahun. Areal tambang ini memiliki sumber daya sebanyak 35 juta ton biji.
"Total anggaran belanja modal (capital expenditure) untuk DPM yakni US$ 350 juta hingga US$ 400 juta kami perkirakan," ujar Herwin.
Sedangkan tambang emas CPM memiliki cadangan bijih sebesar 3,9 juta ton dan tambang PT Gorontalo Minerals memiliki cadangan bijih 105 juta MT.
(hps) Next Article Nunggak Bayar ke Antam, Begini Penjelasan BRMS
Most Popular