
Analisis Teknikal
Menanti Data Ekspor-Impor dan Bunga BI, Ini Proyeksi IHSG
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 November 2018 07:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak naik dengan rentang pergerakannya di 5.842 hingga 5.901 pada hari ini, Kamis (15/11/2018). Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Kami memulai analisis dari Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang kembali terkoreksi. Pelemahan saham Apple yang mempunyai kapitalisasi pasar terbesar serta pelemahan yang terjadi pada saham-saham yang tergabung dalam sektor keuangan menjadi penyebab koreksi bursa AS.
Tekanan terhadap sektor finansial datang dari pernyataan Maxine Waters, anggota House of Representative AS dari Partai Demokrat yang kemungkinan akan menjabat sebagai Ketua Komisi Perbankan. Waters menegaskan tidak akan ada pelonggaran regulasi selama dia menjabat.
Akibatnya, Indeks Dow Jones terkoreksi 0,81%, S&P 500 tergelincir 0,76%, dan Nasdaq turun 0,9%. Pelemahan tersebut berpotensi menjalar ke Asia.
Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengakhiri perdagangan dengan hanya 0,39% di level 5.858, pada Rabu (14/11/2018) setelah sempat menguat 1,06%. Sebagian pelaku pasar merealisasikan keuntungannya menyusul kekhawatiran akan rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan hari ini.
Rencananya rilis data ekspor, impor, dan neraca perdagangan akan diumumkan BPS pada pukul 11:00 WIB disusul Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan dan keputusan tingkat fasilitas bunga pinjaman pukul 14:00 WIB.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan Oktober defisit tipis di US$15 juta. Ekspor diramal tumbuh dalam kisaran terbatas yaitu 1,5% year-on-year (YoY). Kemudian impor diproyeksikan masih tumbuh dua digit yaitu 10,45%.
Sedangkan konsensus terkait suku bunga, memperkirakan BI akan menahan suku bunga di 5,75%. Dimana terjadi aklamasi, tidak ada satu suara pun yang memperkirakan adanya kenaikan atau penurunan.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Kami melakukan analisis pola pergerakan IHSG dengan menggunakan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut.
Penguatan indeks saham kemarin terkikis menjelang penutupan, hingga akhirnya ditutup mendekati level pembukaannya. Pergerakannya tercermin pada grafik yang membentuk pola flat (doji). Secara teknikal, pola tersebut menandakan bahwa IHSG kembali sedang berkonsolidasi terhadap arah pergerakan selanjutnya.
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Kami memulai analisis dari Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang kembali terkoreksi. Pelemahan saham Apple yang mempunyai kapitalisasi pasar terbesar serta pelemahan yang terjadi pada saham-saham yang tergabung dalam sektor keuangan menjadi penyebab koreksi bursa AS.
Tekanan terhadap sektor finansial datang dari pernyataan Maxine Waters, anggota House of Representative AS dari Partai Demokrat yang kemungkinan akan menjabat sebagai Ketua Komisi Perbankan. Waters menegaskan tidak akan ada pelonggaran regulasi selama dia menjabat.
Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengakhiri perdagangan dengan hanya 0,39% di level 5.858, pada Rabu (14/11/2018) setelah sempat menguat 1,06%. Sebagian pelaku pasar merealisasikan keuntungannya menyusul kekhawatiran akan rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan hari ini.
Rencananya rilis data ekspor, impor, dan neraca perdagangan akan diumumkan BPS pada pukul 11:00 WIB disusul Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan dan keputusan tingkat fasilitas bunga pinjaman pukul 14:00 WIB.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan Oktober defisit tipis di US$15 juta. Ekspor diramal tumbuh dalam kisaran terbatas yaitu 1,5% year-on-year (YoY). Kemudian impor diproyeksikan masih tumbuh dua digit yaitu 10,45%.
Sedangkan konsensus terkait suku bunga, memperkirakan BI akan menahan suku bunga di 5,75%. Dimana terjadi aklamasi, tidak ada satu suara pun yang memperkirakan adanya kenaikan atau penurunan.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG hari ini? Kami melakukan analisis pola pergerakan IHSG dengan menggunakan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut.
![]() |
Posisi IHSG yang bergerak di bawah rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5) mencerminkan bahwa IHSG kembali dalam tekanan secara jangka pendek.Dalam jangka menengah, IHSG masih dalam pola bergerak menyamping (sideways), dengan level antara 5.700 hingga 6.000. Artinya IHSG akan cenderung memantul naik karena posisinya berada pada level penopang pergerakan harganya (support).
Menurut kami, kebijakan BI yang kemungkinan akan menahan suku bunganya di 5,75% dapat menjadi sentimen positif bagi IHSG. Apalagi jika rupiah kembali menguat, sektor keuangan dapat menjadi katalis yang mendorong IHSG hari ini, disusul sektor konsumer yang sedang naik pergerakannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Menurut kami, kebijakan BI yang kemungkinan akan menahan suku bunganya di 5,75% dapat menjadi sentimen positif bagi IHSG. Apalagi jika rupiah kembali menguat, sektor keuangan dapat menjadi katalis yang mendorong IHSG hari ini, disusul sektor konsumer yang sedang naik pergerakannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular