Kala CAD Merenggut Keperkasaan Rupiah

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
13 November 2018 12:32
Jurus Tambahan Perlu Dilakukan?
Foto: Freepik
Sejauh ini pemerintah belum lagi mengeluarkan jurus baru dalam mengendalikan CAD. Hal yang akan dilakukan adalah mengoptimalkan berbagai kebijakan yang ada. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menyatakan, ada yang dilakukan pemerintah sudah on the right track.
 
Suahasil tak memungkiri, ada dua persoalan yang membuat defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2018 membengkak. Pertama, dari akselerasi impor yang membengkak. Kedua, yaitu pengetatan likuiditas global. Kedua kondisi ini yang menjadikan CAD di kuartal III-2018 menembus level 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Implementasi berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah, diharapkan membuahkan hasil pada kuartal selanjutnya.
 
"B20 kami kasih signal, dan semoga itu impornya di bulan Oktober. Memang September belum ada efek terlalu besar, tapi saya yakin kalau itu konsisten, Oktober, November, Desember, defisit migasnya kecil," ungkap Suahasil.
 
Kepercayaan diri yang diperlihatkan oleh pemerintah, jadi modal kuat untuk memperbaiki defisit yang ada. Namun tidak ada salahnya pemerintah juga menggejot alternatif lain, misalnya meningkatkan sektor pariwisata.
 
Sektor ini merupakan salah satu penyebab mengapa transaksi berjalan di Thailand surplus. Per kuartal II-2018, transaksi berjalan Negeri Gajah Putih surplus 8,051%. Sejak kuartal II-2013, Thailand tidak lagi mengalami CAD
 
 
Lantas apa keberhasilannya? Menggejot sektor pariwisata. Hal ini sesuai yang dijelaskan ekonom Bank Permata Josua Pardede.
 
"Thailand itu hanya mengandalkan pariwisata saja, current account bisa surplus. Karakter kita memang sama seperti India dan Filipina, tapi Thailand bisa jadi contoh," kata Josua kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/7/2018).
 
Dengan modal keindahan alam yang ada, Indonesia sudah seharusnya memanfaatkannya untuk memperbaiki kondisi transaksi berjalan.
 
Ada beberapa destinasi terkenal yang bisa jadi brand dalam mengangkat sektor pariwisata Indonesia, sebut saja Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Danau Toba (Sumatera Utara) hingga Wakatobi (Irian Jaya)
 
Terlebih pemerintah pun telah memberikan insentif berupa bebas visa bagi turis. Setidaknya sudah ada 90 negara yang dibebaskan dari visa saat mengunjungi Indonesia. Modal ini harus lebih dioptimalkan dalam mendongkrak kedatangan wisatawan.
 
Per September 2018, jumlah turis asing yang datang ke Indonesia mencapai 1,35 juta kunjungan atau turun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 1,39 juta. Berdasarkan data ini, sudah seharusnya pemerintah juga lebih memfokuskan perbaikan di sektor ini agar mampu menambal defisit yang selama ini terjadi.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(alf/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular