
Rupiah Menuju 3 Hari Beruntun Terlemah di Asia?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 November 2018 09:41

Dolar AS yang sempat melaju kencang kini mulai menginjak pedal rem. Pada pukul 09:19 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama) masih menguat, tetapi tinggal 0,02%. Sangat tipis.
Sinyal bearish bagi dolar AS datang dari penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Untuk tenor 10 tahun, yield turun 3,6 basis poin (bps). Yield instrumen ini turun drastis dalam 2 hari perdagangan terakhir setelah menanjak cukup tajam sejak akhir Oktober.
Saat yield di pasar sekunder turun, maka kupon dalam lelang obligasi berikutnya juga berpotensi turun. Lelang terdekat adalah pada tengah malam nanti waktu Indonesia, yaitu untuk tenor jangka pendek 4 pekan, 8 pekan, 13 pekan, dan 26 pekan. Target indikatif dalam lelang ini adalah US$ 164 miliar.
Jika ada potensi penurunan kupon, maka bisa jadi lelang akan kurang semangat. Artinya permintaan dolar AS pun tidak akan membludak karena investor malas-malasan untuk membeli obligasi pemerintahan Presiden Donald Trump. Hasilnya adalah laju penguatan dolar AS melambat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Sinyal bearish bagi dolar AS datang dari penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Untuk tenor 10 tahun, yield turun 3,6 basis poin (bps). Yield instrumen ini turun drastis dalam 2 hari perdagangan terakhir setelah menanjak cukup tajam sejak akhir Oktober.
Jika ada potensi penurunan kupon, maka bisa jadi lelang akan kurang semangat. Artinya permintaan dolar AS pun tidak akan membludak karena investor malas-malasan untuk membeli obligasi pemerintahan Presiden Donald Trump. Hasilnya adalah laju penguatan dolar AS melambat.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Data Domestik Bebani Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular