Dua Hari Beruntun Terlemah di Asia, Ada Apa dengan Rupiah?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 November 2018 16:51
Dolar AS Tak Tertandingi
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Dolar AS memang tidak bisa dibendung. Tidak hanya di Asia, keperkasaan greenback terjadi secara meluas (broadbased). 

Pada pukul 16:06 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia) menguat sampai 0,55% ke 97,438. Ini merupakan level tertinggi sejak Juni 2017. 

Dalam seminggu terakhir, Dollar Index sudah menguat 1,2%. Sedangkan selama sebulan ke belakang penguatannya mencapai 2,32% dan sejak awal tahun sudah melonjak 5,76%. 

 

Risiko di Eropa membuat investor kembali mencari aman dengan kembali ke pelukan dolar AS. Lagi-lagi proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) menemui hambatan. 

Mengutip Sunday Times, 4 orang menteri di kabinet Perdana Menteri Theresa May dikabarkan siap mundur karena mendukung Inggris untuk tetap menjadi bagian Uni Eropa. Tidak hanya itu, Brussel juga disebut menolak proposal yang diajukan London terkait kesepakatan sementara terkait wilayah kepabeanan di Pulau Irlandia. 

Di Italia, drama rencana anggaran negara 2019 masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Uni Eropa sudah menolak rencana anggaran tersebut dan memberi waktu kepada Italia untuk merevisi sampai Selasa waktu setempat.  

Tidak hanya itu, Uni Eropa juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Pizza. Untuk 2019, Uni Eropa memperkirakan ekonomi Italia tumbuh 1,1%. Lebih rendah ketimbang proyeksi pemerintahan Perdana Menteri Giuseppe Conte di 1,2%. 

Ketidakpastian soal Brexit dan fiskal Italia membuat investor menghindari Benua Biru. Dolar AS kembali jadi pilihan, sehingga memperkuat mata uang ini. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular