Kinerja Turun, Harga Saham Perusahaan Sandiaga Uno Anjlok 6%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
12 November 2018 13:42
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) pada perdagangan sesi I terkoreksi dalam. Investor tampaknya kurang mengapresiasi kinerja perseroan yang kurang menggembirakan selama sembilan bulan pertama 2018.
Harga saham TBIG tercatat turun 6,68% ke level Rp 3.910/saham dengan volume perdagangan 4,61 juta saham senilai Rp 18,31 miliar. Tahun ini, kinerja saham TBIG cenderung terkoreksi 39,14%, di mana penurunan terdalam terjadi dalam tiga bulan terakhir.
Perseroan dalam sembilan bulan pertama 2019, membukukan laba bersih senilai Rp 623,45 miliar. Nilai tersebut turun 4,11% dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 650,14 miliar.
Kinerja bottom line yang buruk salah satunya disebabkan beban pokok pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan dan meningkatnya beban keuangan bunga.
Tower Bersama merupakan salah satu perusahaan yang dimiliki calon wakil presiden nomor urut dua Sandiaga Salahuddin Uno. Dalam pemilihan presiden tahun depan, Sandiaga berpasangan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Beban pokok pendapatan perusahaan naik 18,26% year on year (YoY) menjadi Rp 579,21 miliar. Sedangkan beban keuangan bunga juga naik 8,8% yakni senilai Rp 1,46 triliun.
Sementara pendapatan perseroan hanya meningkat 6,48% secara year on year (YoY) menjadi Rp 3,16 triliun pada periode Januari-September tahun ini.
(hps/miq) Next Article Gokil! Emiten Milik Sandiaga Borong 3.000 Menara Rp 3,9 T
Harga saham TBIG tercatat turun 6,68% ke level Rp 3.910/saham dengan volume perdagangan 4,61 juta saham senilai Rp 18,31 miliar. Tahun ini, kinerja saham TBIG cenderung terkoreksi 39,14%, di mana penurunan terdalam terjadi dalam tiga bulan terakhir.
Perseroan dalam sembilan bulan pertama 2019, membukukan laba bersih senilai Rp 623,45 miliar. Nilai tersebut turun 4,11% dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 650,14 miliar.
Kinerja bottom line yang buruk salah satunya disebabkan beban pokok pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan dan meningkatnya beban keuangan bunga.
Beban pokok pendapatan perusahaan naik 18,26% year on year (YoY) menjadi Rp 579,21 miliar. Sedangkan beban keuangan bunga juga naik 8,8% yakni senilai Rp 1,46 triliun.
Sementara pendapatan perseroan hanya meningkat 6,48% secara year on year (YoY) menjadi Rp 3,16 triliun pada periode Januari-September tahun ini.
(hps/miq) Next Article Gokil! Emiten Milik Sandiaga Borong 3.000 Menara Rp 3,9 T
Most Popular