The Fed 'Konfirmasi' Kenaikan Bunga, Saham Bank Besar Turun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 November 2018 11:24
The Fed yang kian pasti mengerek suku bunga acuan membuat saham bank BUKU IV dilepas investor.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nampaknya akan menutup pekan ini dengan catatan buruk. Pasca membukukan penguatan selama 8 hari berturut-turut, IHSG anjlok 1,45% ke level 5.890,02.

Saham-saham bank BUKU IV banyak menyumbang pelemahan IHSG: PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok 3,67%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,03%, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) turun 0,55%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,1%.

Seiring dengan melemahnya harga saham bank BUKU IV, indeks sektoralnya yakni jasa keuangan melemah sebesar 1,14%, menjadikannya sektor dengan kontribusi negatif terbesar kedua bagi IHSG setelah barang konsumsi (-3,52%).

Ada 2 alasan utama dilepasnya saham bank-bank raksasa di tanah air oleh investor. Pertama, pelemahan rupiah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,72% di pasar spot ke level Rp 14.640/dolar AS.

Pelemahan rupiah memantik kekhawatiran mengenai naiknya rasio kredit bermasalah/non-performing loan (NPL), terutama jika terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Rupiah melemah lantaran ada ekspektasi bahwa current account deficit (CAD) akan melebar signifikan pada kuartal-III 2018. Pada kuartal II-2018, CAD tercatat sebesar 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Angka CAD untuk kuartal-III 2018 akan diumumkan bersamaan dengan rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) oleh Bank Indonesia (BI) pada sore hari ini.

Kedua, 'konfirmasi' dari the Federal Reserve bahwa rencana normalisasi pada bulan Desember akan dieksekusi. Hal tersebut diketahui dari pernyataan the Fed pasca melakukan pertemuan pada 7-8 November waktu setempat.

"Komite menilai bahwa kenaikan suku bunga acuan secara bertahap adalah kebijakan yang konsisten dengan ekspansi ekonomi yang berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi di kisaran 2% dalam jangka menengah. Risiko dalam perekonomian masih seimbang," tulis pernyataan FOMC.

Jika the Fed kembali mengerek suku bunga acuan, maka BI kemungkinan besar akan merespons dengan mengambil langkah yang sama. Masalahnya, sepanjang tahun ini net interest margin (NIM) dari bank-bank BUKU IV tertekan lantaran BI begitu agresif mengerek suku bunga acuan. Sepanjang 9 bulan pertama 2018, NIM dari BMRI tercatat sebesar 5,76%, turun 10 bps dari posisi 9 bulan pertama tahun 2017 yang sebesar 5,86%.

NIM dari BBNI turun 20 bps menjadi 5,3%, dari yang sebelumnya 5,5%. NIM dari BBRI tergerus 42 bps menjadi 7,49%, dari yang sebelumnya 7,91%. Sementara itu, NIM BBCA turun 10 bps menjadi 6,1%, dari yang sebelumnya 6,2%.

NIM perbankan tertekan lantaran mereka harus menaikkan suku bunga deposito, namun suku bunga kredit tak bisa dinaikkan dengan besaran yang sama, atau bahkan malah dipotong supaya penyaluran kredit bisa tetap kencang.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/roy) Next Article Profit Taking Landa Bank-bank Besar, Harga Saham Berguguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular