
Analisis Teknikal
Mampukah IHSG Menembus Level Psikologis 6.000?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 November 2018 18:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level 5.996 sebelum berakhir di zona hijau pada level 5.976,81 poin (+0,62%), 4 poin lagi hampir menembus level 6.000. Hari ini, Kamis (8/11/2018), aksi beli pelaku pasar dipengaruhi menangnya partai pesaing pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang berhasil merebut kursi DPR.
Parlemen AS yang kini tidak lagi didominasi oleh Partai Republik ternyata disyukuri oleh pelaku pasar. Sebab kebijakan Presiden Trump yang tidak pro-pasar mendapat pengawasan dari kubu sebelah, seperti pemberlakuan bea masuk yang menyulut perang dagang dengan China.
Selain itu, Trump juga akan sulit melakukan tekanan terhadap hal-hal yang dianggapnya bertentangan. Amazon dan perusahaan-perusahaan e-commerce lainnya mendapat tekanan dari Trump karena dituding menjadi penyebab kebangkrutan toko-toko ritel fisik. Trump sempat mengancam akan membebani Amazon cs dengan pajak yang tinggi.
Wall Street pun dapat bernafas lega, tiga indeks utama menguat didorong saham berbasis teknologi. Amazon meroket 6,78%, Apple lompat 2,76%, Netflix melonjak 5,36%, dan Alphabet (induk usaha Google) melejit 3,5%.
Bursa utama Asia pun sumringah dan mendapat berkah dari sentimen tersebut. Nikkei ditutup naik 1,82%, Kospi naik 0,67% dan Hang Seng naik 0,67%. Indeks Shanghai terkoreksi 0,22% karena neraca perdagangannya dibawah perkiraan beberapa analis meskipun mengalami kenaikan.
Tidak terkecuali bursa lokal juga mengalami penguatan, dengan ditutup pada zona hijau, nilai transaksinya mencapai Rp 9,2 triliun. Investor asing tercatat membukukan net buy Rp 1,1 triliun di semua pasar, meskipun demikian masih mencatatkan net sell Rp 48,4 triliun sampai dengan tahun berjalan.
(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Parlemen AS yang kini tidak lagi didominasi oleh Partai Republik ternyata disyukuri oleh pelaku pasar. Sebab kebijakan Presiden Trump yang tidak pro-pasar mendapat pengawasan dari kubu sebelah, seperti pemberlakuan bea masuk yang menyulut perang dagang dengan China.
Bursa utama Asia pun sumringah dan mendapat berkah dari sentimen tersebut. Nikkei ditutup naik 1,82%, Kospi naik 0,67% dan Hang Seng naik 0,67%. Indeks Shanghai terkoreksi 0,22% karena neraca perdagangannya dibawah perkiraan beberapa analis meskipun mengalami kenaikan.
Tidak terkecuali bursa lokal juga mengalami penguatan, dengan ditutup pada zona hijau, nilai transaksinya mencapai Rp 9,2 triliun. Investor asing tercatat membukukan net buy Rp 1,1 triliun di semua pasar, meskipun demikian masih mencatatkan net sell Rp 48,4 triliun sampai dengan tahun berjalan.
![]() |
Secara teknikal, Pergerakan IHSG sejatinya kembali mendekati level psikologis 6.000, sebagai level penghalang kenaikan harga (resistance). Mengawali perdagangan dengan menguat 0,55%, dilanjutkan dengan ditutup menguat 0,62%, membuat grafik perdagangan hari ini berbentuk lilin berputar (spinning candle).
Pola tersebut menunjukan bahwa IHSG sedang melakukan konsolidasi terhadap arah pergerakan selanjutnya. Ya, kami melihat akan ada volatilitas cukup besar esok hari, menyusul Bank Indonesia akan mengumumkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) atau current account pada pukul 16:30 WIB.
Neraca Pembayaran (NPI) yang terdiri dari transaksi berjalan serta transaksi modal dan finansial. Kemungkinan NPI dan transaksi berjalan kuartal III-2018 masih akan membukukan defisit, bahkan bisa jadi lebih dalam ketimbang kuartal II-2018 sebesar 3% dari PDB.
Meski cadangan devisa naik, tetapi pasokan valas di perekonomian dalam negeri sebenarnya masih seret. Utamanya pasokan dari ekspor-impor barang dan jasa yang dicerminkan dari transaksi berjalan, nilainya terus-menerus minus. Ini tentu akan menjadi sentimen negatif buat rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pola tersebut menunjukan bahwa IHSG sedang melakukan konsolidasi terhadap arah pergerakan selanjutnya. Ya, kami melihat akan ada volatilitas cukup besar esok hari, menyusul Bank Indonesia akan mengumumkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) atau current account pada pukul 16:30 WIB.
Neraca Pembayaran (NPI) yang terdiri dari transaksi berjalan serta transaksi modal dan finansial. Kemungkinan NPI dan transaksi berjalan kuartal III-2018 masih akan membukukan defisit, bahkan bisa jadi lebih dalam ketimbang kuartal II-2018 sebesar 3% dari PDB.
Meski cadangan devisa naik, tetapi pasokan valas di perekonomian dalam negeri sebenarnya masih seret. Utamanya pasokan dari ekspor-impor barang dan jasa yang dicerminkan dari transaksi berjalan, nilainya terus-menerus minus. Ini tentu akan menjadi sentimen negatif buat rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular