
Investor Asing Masuk Rp 523 M, IHSG Menguat 0,56%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 November 2018 12:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi 1 dengan penguatan sebesar 0,56% ke level 5.973,34. IHSG berada di jalur yang tepat untuk membukukan penguatan selama 8 hari berturut-turut.
IHSG berhasil mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei menguat 1,89%, indeks Shanghai menguat 0,61%, indeks Hang Seng menguat 0,96%, indeks Strait Times menguat 0,92%, dan indeks Kospi menguat 1,63%
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG adalah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (2,08%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,36%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+2,24%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,76%), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (+2,21%).
Hasil midterm elections di AS memberikan suntikan energi bagi bursa saham Benua Kuning. Kini, posisi mayoritas di House of Representatives dipegang oleh Democratic setelah sebelumnya dipegang oleh Republican, sementara Republican mempertahankan posisi mayoritasnya di Senate.
Dengan House of Representatives dikuasai oleh Democratic, sebenarnya kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi seperti pemotongan tingkat pajak dan peningkatan anggaran belanja infrastruktur akan menjadi sulit untuk diloloskan. Jika diloloskan pun, pastinya sudah melalui 'penyaringan' dari Democratic yang membuatnya menjadi tak begitu ekspansif.
Namun di sisi lain, ada peluang, walaupun tak besar, bahwa Presiden AS Donald Trump akan mencabut bea masuk yang telah menyulut perang dagang dengan China. Hal ini bisa dilakukan Trump guna mengompensasi tidak digolkannya kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi di Kongres.
Kemudian secara historis, kala tahta kepresidenan ditempati oleh seorang Republican seperti saat ini, pasar saham biasanya memang menunjukkan performa yang baik ketika Kongres terpecah.
"Di bawah kepemimpinan presiden Republican, Kongres yang terpecah merupakan skenario yang terbaik, menghasilkan 12% rata-rata imbal hasil tahunan untuk indeks S&P 500," papar Ekonom Bank of America Merill Lynch Jospeh Song, seperti dikutip dari CNBC International.
Berbicara mengenai perang dagang, data ekspor-impor China periode Oktober 2018 semacam menyangkal bahwa panasnya tensi antara Beijing-Washington telah membebani perekonomian Negeri Panda.
Sepanjang bulan lalu, ekspor China tumbuh sebesar 15,6% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 11% YoY, seperti dilansir dari CNBC International. Sementara itu, impor tumbuh sebesar 21,4% YoY, juga mengalahkan konsensus yang sebesar 14% YoY.
Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari rilis angka cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI). Kemarin sore (7/11/2018), BI mengumumkan cadangan devisa per akhir Oktober 2018 sebesar US$ 115,16 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 114,85 miliar.
Naiknya cadangan devisa akan memberikan amunisi tambahan bagi bank sentral untuk menetralisir tekanan terhadap rupiah jika diperlukan nantinya.
Hingga siang hari, rupiah menguat sebesar 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.555/dolar AS.
Seiring dengan positifnya sentimen dari dalam dan luar negeri, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 523 miliar. 5 besar saham yang diburu investor asing adalah: PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk/GOOD (Rp 284,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 117,5 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 61,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 35 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 33,7 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
IHSG berhasil mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei menguat 1,89%, indeks Shanghai menguat 0,61%, indeks Hang Seng menguat 0,96%, indeks Strait Times menguat 0,92%, dan indeks Kospi menguat 1,63%
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG adalah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (2,08%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,36%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+2,24%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,76%), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (+2,21%).
Namun di sisi lain, ada peluang, walaupun tak besar, bahwa Presiden AS Donald Trump akan mencabut bea masuk yang telah menyulut perang dagang dengan China. Hal ini bisa dilakukan Trump guna mengompensasi tidak digolkannya kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi di Kongres.
Kemudian secara historis, kala tahta kepresidenan ditempati oleh seorang Republican seperti saat ini, pasar saham biasanya memang menunjukkan performa yang baik ketika Kongres terpecah.
"Di bawah kepemimpinan presiden Republican, Kongres yang terpecah merupakan skenario yang terbaik, menghasilkan 12% rata-rata imbal hasil tahunan untuk indeks S&P 500," papar Ekonom Bank of America Merill Lynch Jospeh Song, seperti dikutip dari CNBC International.
Berbicara mengenai perang dagang, data ekspor-impor China periode Oktober 2018 semacam menyangkal bahwa panasnya tensi antara Beijing-Washington telah membebani perekonomian Negeri Panda.
Sepanjang bulan lalu, ekspor China tumbuh sebesar 15,6% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 11% YoY, seperti dilansir dari CNBC International. Sementara itu, impor tumbuh sebesar 21,4% YoY, juga mengalahkan konsensus yang sebesar 14% YoY.
Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari rilis angka cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI). Kemarin sore (7/11/2018), BI mengumumkan cadangan devisa per akhir Oktober 2018 sebesar US$ 115,16 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 114,85 miliar.
Naiknya cadangan devisa akan memberikan amunisi tambahan bagi bank sentral untuk menetralisir tekanan terhadap rupiah jika diperlukan nantinya.
Hingga siang hari, rupiah menguat sebesar 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.555/dolar AS.
Seiring dengan positifnya sentimen dari dalam dan luar negeri, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 523 miliar. 5 besar saham yang diburu investor asing adalah: PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk/GOOD (Rp 284,7 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 117,5 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 61,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 35 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 33,7 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular