
Iklim Positif Global Masih Topang Reli Obligasi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
08 November 2018 11:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali menguat pada awal perdagangan hari ini, sehingga menyambung tren penguatan harga yang masih belum terputus sejak Selasa pekan lalu.
Naiknya harga surat berharga negara (SBN) itu didorong oleh positifnya iklim investasi global ketika perang dagang Amerika Serikat (AS)-China masih mereda.
Penguatan tersebut juga seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain yaitu Brasil, Italia, dan Rusia.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SBN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0075 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield sebesar 21 basis poin (bps) menjadi 8,44%.
Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain juga mengalami penguatan yaitu seri 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun dengan penurunan yield 3 bps, 8 bps, dan 5 bps menjadi 7,92%, 8,07%, dan 8,4%.
Sumber: Refinitiv
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 484 bps, menyempit dari posisi kemarin 496 bps.
Posisi itu sudah turun dari spread psikologis 500 bps dalam dua hari terakhir. Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 3,23% dari posisi kemarin 3,18%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 869,4 triliun SBN, atau 37,01% dari total beredar Rp 2.349 triliun berdasarkan data per 6 November.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 5,08 triliun dibanding posisi akhir Oktober Rp 864,32 triliun, sehingga persentasenya naik dari 36,93% pada periode yang sama.
Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,51% menjadi 5.959 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,38% menjadi Rp 14.630 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang menguat 0,21% menjadi 96,194.
Dari pasar surat utang negara berkembang dengan denominasi domestik, penguatan harga dialami oleh Brasil, Italia, Rusia, dan Turki, sedangkan India masih terkoreksi dengan kenaikan yield hingga 36 bps menjadi 7,79%.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Naiknya harga surat berharga negara (SBN) itu didorong oleh positifnya iklim investasi global ketika perang dagang Amerika Serikat (AS)-China masih mereda.
Penguatan tersebut juga seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain yaitu Brasil, Italia, dan Rusia.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0075 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield sebesar 21 basis poin (bps) menjadi 8,44%.
Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain juga mengalami penguatan yaitu seri 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun dengan penurunan yield 3 bps, 8 bps, dan 5 bps menjadi 7,92%, 8,07%, dan 8,4%.
Yield Obligasi Negara Acuan 8 Nov 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 7 Nov 2018 (%) | Yield 8 Nov 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 7.96 | 7.926 | -3.40 |
FR0064 | 10 tahun | 8.158 | 8.072 | -8.60 |
FR0065 | 15 tahun | 8.453 | 8.403 | -5.00 |
FR0075 | 20 tahun | 8.657 | 8.442 | -21.50 |
Avg movement | -9.62 |
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 484 bps, menyempit dari posisi kemarin 496 bps.
Posisi itu sudah turun dari spread psikologis 500 bps dalam dua hari terakhir. Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 3,23% dari posisi kemarin 3,18%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 869,4 triliun SBN, atau 37,01% dari total beredar Rp 2.349 triliun berdasarkan data per 6 November.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 5,08 triliun dibanding posisi akhir Oktober Rp 864,32 triliun, sehingga persentasenya naik dari 36,93% pada periode yang sama.
Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,51% menjadi 5.959 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,38% menjadi Rp 14.630 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang menguat 0,21% menjadi 96,194.
Dari pasar surat utang negara berkembang dengan denominasi domestik, penguatan harga dialami oleh Brasil, Italia, Rusia, dan Turki, sedangkan India masih terkoreksi dengan kenaikan yield hingga 36 bps menjadi 7,79%.
Negara | Yield 7 Nov 2018 (%) | Yield 8 Nov 2018 (%) | Selisih (bps) |
Brasil | 10.18 | 10.28 | -10 |
China | 3.521 | 3.511 | 1 |
India | 8.158 | 7.796 | 36.2 |
Italia | 3.323 | 3.345 | -2.2 |
Jepang | 0.125 | 0.131 | -0.6 |
Rusia | 8.64 | 8.7 | -6 |
Turki | 16.13 | 16.43 | -30 |
Amerika Serikat | 3.189 | 3.232 | -4.3 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Most Popular