
Ini yang Bikin Cadangan Devisa Indonesia Melompat
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 November 2018 18:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk pertama kalinya di tahun ini, posisi cadangan devisa Indonesia pada Oktober 2018 mencatatkan kenaikan, pascamengalami tren menurun.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa naik US$ 353 juta menjadi US$ 115,2 miliar. Pada September lalu, posisi cadangan devisa hanya US$ 114,8 miliar.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengemukakan, kenaikan cadangan devisa tak lepas dari keputusan bank sentral untuk tidak menggunakan devisa dalam rangka menstabilisasi nilai tukar.
"Di tengah volatilitas rupiah sepanjang bulan lalu yang dipengaruhi oleh sentimen trade talk antara AS dan China, serta penurunan harga minyak dunia," kata Josua kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/11/2018).
"Investor asing mencatatkan net sell sebesar US$ 224 juta di pasar saham meskipun kepemilikan asing pada SUN naik sekitar US$ 894 juta," sambung dia.
Selain itu, meredanya ketidakpastian ekonomi global itu mendorong penurunan rata-rata volatilitas rupiah sepanjang Oktober 2018 menjadi sekitar 8,8% dari bulan sebelumnya yang mencapai 10,2%.
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual pun memilliki pendapat serupa. Tak hanya masuk ke pasar obligasi negara, namun para investor pun juga masuk ke dalam SBI valas dan swap BI.
"Mereka melihat aset Indonesia oversold dibandingkan dengan negara-negara emerging market lain yang fundamentalnya kurang lebih mirip. Mereka juga masuk ke SBI valas dan swap yang dilakukan BI," katanya.
Berikut posisi cadangan devisa sejak 2018 :
* Januari 2018: US$ 131,98 miliar
* Februari 2018: US$ 128,05 miliar
* Maret 2018: US$ 126,003 miliar
* April 2018: US$ 124,862 miliar
* Mei 2018: US$ 122,914 miliar
* Juni 2018: US$ 119,8 miliar
* Juli 2018: US$ 118,3 miliar
* Agustus 2018: US$117,9 miliar
* September 2018: US$114,8 miliar
* Oktober 2018: US$115,2 miliar
(miq/miq) Next Article Berkah Jualan Surat Utang, Cadev RI Cetak Rekor Tertinggi!
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), cadangan devisa naik US$ 353 juta menjadi US$ 115,2 miliar. Pada September lalu, posisi cadangan devisa hanya US$ 114,8 miliar.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengemukakan, kenaikan cadangan devisa tak lepas dari keputusan bank sentral untuk tidak menggunakan devisa dalam rangka menstabilisasi nilai tukar.
"Investor asing mencatatkan net sell sebesar US$ 224 juta di pasar saham meskipun kepemilikan asing pada SUN naik sekitar US$ 894 juta," sambung dia.
Selain itu, meredanya ketidakpastian ekonomi global itu mendorong penurunan rata-rata volatilitas rupiah sepanjang Oktober 2018 menjadi sekitar 8,8% dari bulan sebelumnya yang mencapai 10,2%.
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual pun memilliki pendapat serupa. Tak hanya masuk ke pasar obligasi negara, namun para investor pun juga masuk ke dalam SBI valas dan swap BI.
"Mereka melihat aset Indonesia oversold dibandingkan dengan negara-negara emerging market lain yang fundamentalnya kurang lebih mirip. Mereka juga masuk ke SBI valas dan swap yang dilakukan BI," katanya.
Berikut posisi cadangan devisa sejak 2018 :
* Januari 2018: US$ 131,98 miliar
* Februari 2018: US$ 128,05 miliar
* Maret 2018: US$ 126,003 miliar
* April 2018: US$ 124,862 miliar
* Mei 2018: US$ 122,914 miliar
* Juni 2018: US$ 119,8 miliar
* Juli 2018: US$ 118,3 miliar
* Agustus 2018: US$117,9 miliar
* September 2018: US$114,8 miliar
* Oktober 2018: US$115,2 miliar
(miq/miq) Next Article Berkah Jualan Surat Utang, Cadev RI Cetak Rekor Tertinggi!
Most Popular