Rupiah Jaya di Kurs Acuan, Tapi Terlemah Asia di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 November 2018 10:51
Investor Kembali Incar Dolar AS
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Faktor eksternal dan dalam negeri memang kurang suportif terhadap rupiah. Dari luar, penguatan dolar AS semakin terasa setelah 2 hari tanpa daya. 

Pada pukul 10:31 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,23%. Dollar Index yang sempat berada di kisaran 95, kini sudah mencapai 96,22.

Investor melihat koreksi dolar AS sudah terlalu dalam. Sejak awal November, Dollar Index terpangkas 0,94%. Ini membuat dolar AS sudah murah sehingga seksi untuk dikoleksi. 

Apalagi pada dini hari nanti waktu Indonesia akan ada pengumuman hasil rapat komite pengambil kebijakan di The Federal Reserve/The Fed yaitu Federal Open Market Committee (FOMC). Mengutip CME Fedwatch, Jerome 'Jay' Powell dan sejawat diperkirakan masih menahan suku bunga acuan di 2-2,25%. Probabilitasnya mencapai 92,8%. 

Meski begitu, investor tetap menantikan hasil rapat ini karena ingin mencari petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan. Pelaku pasar ingin mencari petunjuk yang lebih jelas seputar kemungkinan kenaikan Federal Funds Rate pada Desember.

Berdasarkan CME Fedwatch, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam rapat tersebut adalah 75%. Naik dibandingkan sepekan lalu yaitu 72,4%. 

Apabila petunjuk itu ada, maka dolar AS akan punya modal kuat untuk terangkat. Sebab kenaikan suku bunga acuan akan ikut mendongkrak imbalan investasi, terutama untuk instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi. Ini akan membuat permintaan terhadap dolar AS akan meningkat dan nilainya menguat.  

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular