Kongres AS Terpecah, Dow Jones Siap Melejit 235 Poin

Anthony Kevin & Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
07 November 2018 20:43
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar sebesar 230 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 28 dan 105 poin.

Hasil midterm elections di Negeri Paman Sam direspon positif oleh pelaku pasar saham di sana. Kini, posisi mayoritas di House of Representatives dipegang oleh Democratic setelah sebelumnya dipegang oleh Republican. Sementara Republican mempertahankan posisi mayoritasnya di Senat.

Juru bicara Istana Kepresidenan RusiaDmitryPeskov menilai hasil pemilu sela tidak menghasilkan prospek yang cerah untuk normalisasi hubungan Rusia-Amerika ke depan. MelansirReuters,Peskov mengatakan terserah kepada Presiden RusiaVladimirPutin danTrump untuk melanjutkan dialog.
Kedua pemimpin akan bertemu sejenak di Paris, Prancis, pekan depan. Mereka dapat mengadakan pertemuan yang lebih panjang di KTT G-20 di Argentina pada akhir bulan nanti.

Secara historis, kala takhta kepresidenan ditempati oleh seorang Republican seperti saat ini, pasar saham biasanya memang menunjukkan performa yang baik ketika Kongres terpecah.

"Di bawah kepemimpinan presiden Republican, Kongres yang terpecah merupakan skenario yang terbaik, menghasilkan 12% rata-rata imbal hasil tahunan untuk indeks S&P 500," papar Ekonom Bank of America Merill Lynch Jospeh Song, seperti dikutip dari CNBC International.

Namun, terpecahnya Kongres bisa menjadi kabar buruk bagi Wall Street di masa mendatang. Dengan House of Representatives dikuasai oleh Democratic, maka kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi seperti pemotongan tingkat pajak dan peningkatan anggaran belanja infrastruktur akan menjadi sulit untuk diloloskan.

Jika diloloskan pun, pastinya sudah melalui 'penyaringan' dari Democratic yang membuatnya menjadi tak begitu ekspansif.

Apabila dikombinasikan dengan the Federal Reserve yang nampaknya belum akan menginjak rem terkait kenaikan suku bunga acuan, mengingat pihaknya perlu membuktikan independensi sehabis diserang habis-habisan oleh Presiden AS Donald Trump, laju perekonomian yang kini tengah panas bisa mendingin.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Wall Street Melesat Naik, Terbaik Sejak Pemilu Sela 1982

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular