Ternyata Dolar AS Bukan Satu-Satunya Korban Penguatan Rupiah

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
07 November 2018 18:19
Ternyata Dolar AS Bukan Satu-Satunya Korban Penguatan Rupiah
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia- Keperkasaan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali berlanjut hari ini. Mata uang Garuda berhasil ditutup di bawah level Rp 14.600 per dolar AS.

Pada Rabu (7/11/2018), US$1 dibuka pada level Rp 14.770 di pasar spot atau menguat 0,20%. Dengan berjalannya waktu, penguatan semakin tajam hingga rupiah ditutup berada di level Rp 14.575/US$ atau menguat 1,52% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Rupiah tercatat telah membukukan penguatan hingga 2,67% dalam dua hari terakhir saja, menurut data Refinitiv.



Sejak awal November, rupiah memang begitu perkasa. Penguatan tersebut mendorong posisi rupiah berangsur-angsur tinggalkan level Rp 15.000/US$. Tren tersebut rupanya terus berlanjut hingga hari ini, di mana rupiah menguat hingga di bawah Rp 14.600/US$.

Apakah rupiah hanya menguat tajam terhadap dolar AS? Tidak. Faktanya, keperkasaan rupiah terhadap dolar AS ikut menular terhadap mata uang negara kawasan.



Rupiah bahkan mampu menguat hingga lebih dari 1% terhadap mata uang utama, seperti dolar Singapura, yuan China hingga poundsterling. Apa sebenarnya resep rupiah bisa perkasa hari ini?

Salah satu faktor global yang ikut mendorong penguatan rupiah adalah hasil pemilihan umum (pemilu) sela di AS. Partai Republik sebagai partai pendukung pemerintah kemungkinan besar kalah di pemilihan House of Representative (DPR) dari Partai Demokrat.
 
Hingga pukul 16:15 WIB. Partai Demokrat mendominasi dengan 219 kursi (50,3%) sementara Partai Republik memperoleh 193 kursi (44,4%) dari total 435 kursi yang diperebutkan.




Sementara di Senat, Partai Republik masih mengungguli pesaingnya tersebut. Dari 100 kursi yang diperebutkan, Grand Old Party berhasil merebut 51 kursi dan Demokrat 43.

Meskipun masih memegang suara terbesar di Senat, potensi kekalahan di DPR menjadi batu sandungan bagi arah pemerintahan Presiden Donald Trump ke depannya.
 
Berbagai kebijakan yang ingin dilancarkan trump tentunya tidak akan berjalan mulus, sehingga berdampak kepada keruhnya suasana politik. Imbasnya, ketidakpastian pun terjadi dan menyebabkan investor cenderung keluar dari AS.
 
Ketika itu terjadi, maka dolar AS pun kehilangan tenaga. Ini tercermin dari pergerakan Dollar Index (menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) hingga pukul 17:50 WIB, melemah hingga 0,58%. 

Dolar AS yang kehilangan tenaga, dan hal ini mampu dimanfaatkan rupiah untuk menguat tajam pada hari ini.


TIM RISET CNBC INDONESIA



 
 
 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular