Bos BCA Sebut Rupiah Masih Bisa Tambah Perkasa, Asal...

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 November 2018 11:50
Pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan.
Foto: REUTERS/Darren Whiteside/File Photo
Jakarta, CNBC IndonesiaNilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam trend penguatan. Bahkan, mata uang Garuda saat ini sudah berada di bawah Rp 14.800/US$.

Pada Rabu (7/11/2018) pukul 11:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.710 di pasar spot. Rupiah menguat 0,61 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. 

Presiden Direktur Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja pun cukup optimistis penguatan rupiah masih akan terjadi. Namun dengan catatan, kinerja neraca perdagangan bulan ini membaik.

"Bisa [terus menguat] kalau trade deficit teratasi, dan laju investor asing masuk bawa dolar," kata Jahja saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2018).

Menurut Jahja, pergerakan rupiah dalam beberapa hari ke depan cukup dinamis, karena mengikuti perkembangan perekonomian global maupun ekonomi domestik.

"Kurs tidak ada yang bisa tebak. Bisa perkirakan dengan asumsi tertentu, tapi karena faktor banyak masih bisa berubah," katanya.

Jahja memproyeksikan level optimistis nilai tukar rupiah bisa berada di Rp 13.500/US$. Sementara itu, level terlemah rupiah bisa berada di Rp 15.500/US$.

"Kalau stabil antara Rp 14.500/US$ - Rp 15.200/US$. Ini hanya perkiraan, bisa berubah kalau surprise. Juga lihat BI tetap ikuti kenaikan Fed Fund Rate atau tidak," kata Jahja.


(roy) Next Article Rupiah Melemah di Level Terendah di Rp 14.930/US$

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular