
Belum Bosan Menguat, Rupiah Tekan SGD 3 Hari Beruntun
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
07 November 2018 09:49

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah belum bosan menguat terhadap dolar Singapura hingga saat ini. Terhitung, rupiah telah menguat 3 hari berturut-turut. Sentimen penguatan kali ini, datang dari rilis data terbaru penjualan ritel per September 2018.
Pada Rabu (7/11/2018), pukul 09:18 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.749,33. Rupiah menguat 0,23 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Bank Indonesia (BI) kemarin merilis data indeks penjualan ritel per September tumbuh 4,8% Year-on-Year (YoY). Secara historis, penjualan ritel memang melambat dari periode bulan sebelumnya yang mencapai 6,1% YoY.
Namun, rilis data ini lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun oleh trading economics sebesar 3,5%. Selain itu, pencapaian ini juga lebih tinggi dibandingkan bulan September 2017 yang hanya 1,9%.
Pertumbuhan ini didorong oleh penjualan kelompok Sandang dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, masih tumbuh masing-masing sebesar 28,1% YoY dan 17,5% YoY di September. Ini lebih tinggi dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 20,4% YoY dan 12,2% YoY.
Penjualan ritel yang masih tumbuh, menandakan permintaan masyarakat masih terjaga. Berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi per kuartal III-2018 masih bertahan di level 5%.
Seperti yang diketahui, konsumsi merupakan kontributor terbesar pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB). Jika konsumsi terjaga, memberi imbas kepada pertumbuhan ekonomi tumbuh stabil kedepannya. Situasi ini ikut memberikan sentimen positif bagi rupiah, sehingga mampu perkasa terhadap dolar Singapura dalam 3 hari berturut-turut.
Sementara itu, penguatan yang terjadi mendorong harga jual dolar Singapura turun di bawah Rp 10.900/SG$. Berikut data kurs mata uang tersebut di empat bank utama nasional hingga pukul 09:44 WIB:
Pada Rabu (7/11/2018), pukul 09:18 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.749,33. Rupiah menguat 0,23 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Namun, rilis data ini lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun oleh trading economics sebesar 3,5%. Selain itu, pencapaian ini juga lebih tinggi dibandingkan bulan September 2017 yang hanya 1,9%.
Pertumbuhan ini didorong oleh penjualan kelompok Sandang dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, masih tumbuh masing-masing sebesar 28,1% YoY dan 17,5% YoY di September. Ini lebih tinggi dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 20,4% YoY dan 12,2% YoY.
Penjualan ritel yang masih tumbuh, menandakan permintaan masyarakat masih terjaga. Berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi per kuartal III-2018 masih bertahan di level 5%.
Seperti yang diketahui, konsumsi merupakan kontributor terbesar pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB). Jika konsumsi terjaga, memberi imbas kepada pertumbuhan ekonomi tumbuh stabil kedepannya. Situasi ini ikut memberikan sentimen positif bagi rupiah, sehingga mampu perkasa terhadap dolar Singapura dalam 3 hari berturut-turut.
Sementara itu, penguatan yang terjadi mendorong harga jual dolar Singapura turun di bawah Rp 10.900/SG$. Berikut data kurs mata uang tersebut di empat bank utama nasional hingga pukul 09:44 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.551,00 | Rp 10.870,00 |
Bank BNI | Rp 10.618,00 | Rp 10.878,00 |
Bank BRI | Rp 10.675,91 | Rp 10.862,75 |
Bank BCA | Rp 10.663,00 | Rp 10.890,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Perang Dagang Reda Bikin Dolar Singapura Tekan Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular