
Jangan Senang Dulu, Kurs Rupiah Masih Terburuk di ASEAN
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
06 November 2018 14:01

Saat ini, investor global sedang menunggu arah pembicaraan damai antara Amerika Serikat dan China terkait perang dagang. Penasehat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyatakan, pimpinan kedua negara berencana untuk bertemu di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. Bahkan Presiden AS Donald Trump menyatakan arah pembicaraan kedua negara cukup positif.
"Diskusi dengan China sangat baik. Kami berdua semakin dekat untuk mencapai sesuatu. Saya rasa kami akan mencapai kesepakatan dengan China, dan itu akan adil untuk semua," kata Trump kepada jurnalis di Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
Imbas dari tanda-tanda rujuknya kedua negara menghembuskan risk appetite (berburu instrumen investasi beresiko) kembali tumbuh. Negara-negara berkembang termasuk Indonesia, akan berlomba memanfaatkan situasi ini untuk menarik modal asing sebesar-besarnya.
Masing-masing negara tentu akan menciptakan pasar keuangannya semakin menarik, salah satunya dengan menaikkan suku bunga acuan.
Sejak awal tahun, Bank Indonesia (BI) yang telah menaikkan suku bunga acuan 150 basis poin. Posisi BI-7 Day Reverse Repo pun berada di level 5,75% dan merupakan yang tertinggi setelah suku bunga acuan Vietnam (6,25%)
Sementara dibandingkan negara-negara kawasan ASEAN lain seperti Thailand, Filipina dan Malaysia, suku bunga acuan di Indonesia masih lebih menarik. Hal ini jadi modal awal untuk Indonesia untuk mengundang modal asing masuk.
Di sisi lain, suku bunga acuan yang naik berimbas kepada pergerakan yield obligasi termasuk obligasi pemerintah. Namun ada fakta menarik di sini. Meskipun dari segi suku bunga acuan Indonesia masih lebih rendah dari Vietnam, akan tetapi tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia masih lebih tinggi.
Hal ini menasbihkan tingkat yield obligasi pemerintah Indonesia adalah yang tertinggi di ASEAN. Tentu menjadi modal besar lainnya, agar investor asing lebih memilih Indonesia sebagai pelabuhan investasinya. Jika ini terjadi, rupiah memiliki peluang menguat lebih tajam kedepannya.
Pages
Most Popular