Dolar AS Sedang Galau, Rupiah Terbaik di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 November 2018 08:26
Dolar AS Sedang Galau, Rupiah Terbaik di Asia
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah dan sebagian kecil mata uang Asia mampu memanfaatkan dolar AS yang diliputi ketidakpastian. 

Pada Selasa (6/11/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.950 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,17% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 


Penguatan rupiah bertambah seiring perjalanan pasar. Pada pukul 08:07 WIB, dolar AS ditekan ke Rp 14.940 di mana rupiah sudah menguat 0,23%. 

Bahkan pada pukul 08:09 WIB rupiah semakin kuat. Dolar AS ditransaksikan di Rp 14.930 di mana rupiah menguat 0,3%. 

Sebelum pembukaan pasar spot, rupiah sudah menguat di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF). Ini membuat penguatan rupiah di pasar spot sudah tertebak. 


Kemarin, rupiah dan mata uang Asia hanyut dalam gelombang penguatan dolar AS. Tidak ada yang selamat, dolar menjadi mutlak di Benua Kuning. 


Namun pagi ini sejumlah kecil mata uang Asia mulai bisa melawan balik. Selain rupiah, ada baht Thailand, dolar Singapura dan peso Filipina yang mampu menguat.Namun dengan apresiasi 0,3%, rupiah jadi yang terbaik di Asia pagi ini. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:11 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS memang sedang berada di persimpangan. Investor sepertinya masih galau, wait and see dalam mengambil keputusan apakah akan mengoleksi atau melepas mata uang ini. 

Pasalnya, AS akan menjalani pemilu sela (mid term election) pada Selasa waktu setempat. Ada kemungkinan Partai Demokrat akan menguasai Kongres, mengubah peta kekuatan politik AS. Namun Partai Republik akan terus 'mengawal' Presiden Donald Trump dengan kekuatan mayoritas di Senat. 

Goldman Sachs menyebutkan ada dua skenario ekstrem. Pertama adalah Partai Demokrat mengambil alih kekuatan mayoritas di Kongres dan Senat. Kedua, Partai Republik tetap mempertahankan dominasi di Kongres dan Senat. 

Skenario pertama akan berimbas ke ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih lambat, karena kebijakan ekspansif dari Presiden Trump akan mendapat blokade di parlemen. Imbal hasil (yield) obligasi AS akan turun seiring ekspektasi konsolidasi ekonomi dan pengurangan utang sehingga dolar AS berpotensi melemah. 

Sementara skenario kedua diperkirakan membuat ekonomi AS tumbuh semakin kencang karena kebijakan Trump akan melenggang mulus tanpa hambatan berarti. Yield obligasi AS akan kembali menanjak dan dolar AS bakal terus menguat.  

Oleh karena itu, investor lebih memilih tidak mengambil risiko dan menunggu seperti apa perpolitikan AS nantinya. Sebab peta politik AS akan mempengaruhi kinerja ekonomi negara tersebut, khususnya nasib greenback

Oleh karena itu, ada peluang bagi rupiah dkk di Asia untuk membalas dendam. Jika kemarin dolar AS jadi raja Asia, maka saat ini ada momentum untuk menjadi tuan rumah di kawasan sendiri.  



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular