Pertumbuhan Ekonomi Melambat, IHSG Naik 0,24%

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 November 2018 16:57
Nilai transaksi tercatat Rp 6,5 triliun dengan volume transaksi sebanyak 7,8 miliar unit saham.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nampaknya masih cukup seksi di mata para pemodal asing. Hari ini, Senin (05/11/2018), asing kembali mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 800 miliar, membuat IHSG ditutup menguat 0,24% ke level 5.920. 

Nilai transaksi tercatat Rp 6,5 triliun dengan volume transaksi sebanyak 7,8 miliar unit saham. Asing banyak mengoleksi saham: BBCA (Rp 173 miliar), ASII (Rp 153 miliar), TLKM (Rp 94 miliar), HMSP (Rp 91 miliar) dan GGRM (Rp 78 miliar).

Performa IHSG bertolak belakang dengan bursa utama kawasan Asia yang terkoreksi: indeks Nikkei naik 1,55%, indeks Shanghai turun 0,4%, indeks Hang Seng naik 2,08%, indeks Strait Times turun 1,75%, dan indeks Kospi turun 1,2%.

Bursa nasional juga mendapat suntikan dari rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kwartal tiga 2018 yang tumbuh 5,17% (year on year), meskipun mengalami penurunan dari kwartal sebelumnya di 5,27%, namun masih sesuai ekspektasi beberapa analis.

Penguatan IHSG juga didorong oleh 2 saham emiten rokok yakni PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+2,89%) dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+3,67%).

Melesatnya kedua harga saham dipicu oleh keputusan pemerintah yang tidak akan menaikan cukai rokok tahun depan. Hal ini diputuskan pada rapat kabinet yang diselenggarakan hari ini (2/11/2018) di Istana Bogor, Jawa Barat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa setelah mendengar seluruh evaluasi dan masukan dari sidang kabinet, maka diputuskan cukai rokok tahun 2019 adalah sama dengan tahun ini.

Secara teknikal, Pergerakan IHSG semakin mendekati level psikologis 6.000. Polanya membentuk lilin putih pendek (short white candle), meskipun mengindikasikan adanya penguatan, namun sifatnya kurang kuat. 

Untuk perdagangan esok hari, pelaku pasar perlu mencermati data penjualan eceran yang akan diumumkan Bank Indonesia (BI) pukul 15:00 WIB. Prediksi Trading Economics, retail sales akan mengalami perlambatan penurunan menjadi 3,5%.


TIM RISET CNBC INDONESIA




(yam/roy) Next Article Ada kok Saham LQ45 yang Murah, Ini Daftarnya Kak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular