
7 Juta Orang Masih Menganggur, Ini Penjelasan Lengkapnya
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
05 November 2018 15:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data angka pengangguran di Indonesia per Agustus 2018, mencapai 7 juta orang atau sekitar 5,34%. Angka ini menurun dibandingkan data per Agustus 2017 sebesar 7,04 juta orang atau sekitar 5,50%.
Angka pengangguran terbesar masih berasal dari perkotaan, dimana presentasenya mencapai 6,45%. Meskipun terbesar, angka ini turun jika dibandingkan periode Agustus tahun 2017 sebesar 6,79% Di sisi lain, angka pengangguran di daerah pedesaan mencapai 4,04% atau lebih kecil jika dibandingkan di daerah perkotaan. Namun secara presentase, angka tersebut naik dari sebelumnya 4,01% di Agustus 2017.
Jika dibedah dari sisi pendidikan, angka pengangguran terbesar masih berasal dari tingkat pendidikan Sekolah Menengah. Data BPS menunjukkan, tingkat pengangguran terbesar berasal dari masyarakat yang berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Per Agustus 2018, pengangguran dengan tingkat pendidikan SMK sebesar 11,24% dan SMA mencapai 7,95%. Sementara untuk pendidikan tamatan Diploma dan Universitas masing-masing sebesar 6,02% dan 5,89%.
Berdasarkan regional, Banten masih menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi mencapai 8,52%
Posisi kedua disusul Jawa Barat (8,17%), lalu Kepulauan Riau (7,12%), Sulawesi Utara (6,86%) dan Kalimantan Timur (6,60%). Di pihak lain, Bali menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran terendah.
Per Agustus 2018, tingkat pengangguran di pulau dewata mencapai 1,37% disusul Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 3,01% dan Yogyakarta (3,35%).
Penurunan angka pengangguran tidak lepas dari peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja. Data BPS menunjukkan jumlah angkatan yang bekerja mencapai 124,01 juta orang atau meningkat hampir 3 juta orang dari Agustus 2017
Peningkatan ini tidak lepas dari meningkatnya penyerapan tenaga kerja di beberapa sub sektor. Sektor pengolahan, akomodasi makan dan minum hingga konstruksi jadi beberapa sub sektor yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi
Pekerja di industri akomodasi makan dan minum meningkat hampir 760 ribu orang disusul industri pengolahan (700 ribu orang), perdagangan besar dan eceran (570 ribu orang), transportasi dan pergudangan (360 ribu orang) dan konstruksi (69 ribu orang). Peningkatan signifikan yang terjadi di sektor konstruksi, salah satunya didorong oleh kebijakan pembangunan infrastruktur yang digenjot pemerintah.
Meskipun jumlah pekerja di sektor formal meningkat. Faktanya, pekerja di sektor non-formal masih lebih tinggi. Data BPS memperlihatkan, jumlah pekerja non-formal mencapai 70,49 juta orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pekerja formal yang hanya 53,52 juta jiwa.
Angka pengangguran terbesar masih berasal dari perkotaan, dimana presentasenya mencapai 6,45%. Meskipun terbesar, angka ini turun jika dibandingkan periode Agustus tahun 2017 sebesar 6,79% Di sisi lain, angka pengangguran di daerah pedesaan mencapai 4,04% atau lebih kecil jika dibandingkan di daerah perkotaan. Namun secara presentase, angka tersebut naik dari sebelumnya 4,01% di Agustus 2017.
Jika dibedah dari sisi pendidikan, angka pengangguran terbesar masih berasal dari tingkat pendidikan Sekolah Menengah. Data BPS menunjukkan, tingkat pengangguran terbesar berasal dari masyarakat yang berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Per Agustus 2018, pengangguran dengan tingkat pendidikan SMK sebesar 11,24% dan SMA mencapai 7,95%. Sementara untuk pendidikan tamatan Diploma dan Universitas masing-masing sebesar 6,02% dan 5,89%.
Berdasarkan regional, Banten masih menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi mencapai 8,52%
Posisi kedua disusul Jawa Barat (8,17%), lalu Kepulauan Riau (7,12%), Sulawesi Utara (6,86%) dan Kalimantan Timur (6,60%). Di pihak lain, Bali menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran terendah.
Per Agustus 2018, tingkat pengangguran di pulau dewata mencapai 1,37% disusul Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 3,01% dan Yogyakarta (3,35%).
Penurunan angka pengangguran tidak lepas dari peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja. Data BPS menunjukkan jumlah angkatan yang bekerja mencapai 124,01 juta orang atau meningkat hampir 3 juta orang dari Agustus 2017
Peningkatan ini tidak lepas dari meningkatnya penyerapan tenaga kerja di beberapa sub sektor. Sektor pengolahan, akomodasi makan dan minum hingga konstruksi jadi beberapa sub sektor yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi
Pekerja di industri akomodasi makan dan minum meningkat hampir 760 ribu orang disusul industri pengolahan (700 ribu orang), perdagangan besar dan eceran (570 ribu orang), transportasi dan pergudangan (360 ribu orang) dan konstruksi (69 ribu orang). Peningkatan signifikan yang terjadi di sektor konstruksi, salah satunya didorong oleh kebijakan pembangunan infrastruktur yang digenjot pemerintah.
Meskipun jumlah pekerja di sektor formal meningkat. Faktanya, pekerja di sektor non-formal masih lebih tinggi. Data BPS memperlihatkan, jumlah pekerja non-formal mencapai 70,49 juta orang. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pekerja formal yang hanya 53,52 juta jiwa.
(alf/dru) Next Article Tingkat Pengangguran AS Rendah, Wall Street Rontok
Most Popular