Data Ekonomi AS Kembali Bikin Bursa Asia Rontok

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 November 2018 09:47
Pasar Saham Asia pagi ini terpantau dibuka lebih rendah.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Saham Asia pagi ini terpantau dibuka lebih rendah, Senin (05/11/2018). Hal ini senada dengan Wall Street yang ditutup melemah perdagangan kemarin.

Pasar Asia Pasifik jatuh pada Senin pagi karena investor tetap berhati-hati terhadap prospek pertumbuhan global dan menunggu pidato dari Presiden China Xi Jinping.

Pada bursa Jepang, Nikkei 225 turun 1,23 persen pada awal perdagangan sementara indeks Topix turun 1,02 persen. Kospi Korea Selatan turun 0,82 persen.

ASX 200 Australia turun 0,48 persen, dengan sebagian besar sektor perdagangan turun. Sektor energi turun 1,29 persen karena stok minyak dijual. Saham Santos turun 1,08 persen, Oil Search turun 1,17 persen dan Woodside Petroleum turun 1,84 persen.

Sedangkan bank sentral di Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru siap untuk bertemu minggu ini.

"Tidak diharapkan ada perubahan dalam kebijakan dari bank sentral. Namun kami terus mengharapkan the Fed untuk menaikkan suku bunga 25 bpts pada bulan Desember menjadi 2,50 (persen)," Richard Grace, kepala strategi mata uang dan kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank, menulis dalam catatan pagi.

Harga minyak akan diawasi ketat karena sanksi AS terhadap Iran pada hari ini.

Pekan lalu, laporan mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump akan memberikan delapan pengecualian khusus untuk melanjutkan impor minyak dari Teheran, dengan gagasan bahwa mereka akan secara bertahap mengurangi pembelian mereka dari waktu ke waktu. Harga minyak jatuh pada Jumat lalu karena investor tetap khawatir tentang kelebihan pasokan di pasar.

Minyak mentah AS diperdagangkan turun 0,35 persen pada $ 62,92 per barel Senin pagi.

Perlambatan pertumbuhan global tetap menjadi perhatian bagi investor - pada bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan global, menyusul ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagangnya.

Ada indikasi lain dari perlambatan dalam momentum pertumbuhan, termasuk penurunan Indeks Pembelian Manajer, di sebagian besar Asia, menurut Felicity Emmett dari ANZ Research.

Di pasar mata uang, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang mata uangnya, diperdagangkan pada 96,408, turun dari level tertinggi sebelumnya 96,443.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini kembali dibuka melemah 0,19% ke level 5.895, mengekor bursa global yang terkoreksi.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/roy) Next Article Kinerja Bursa Asia Bervariatif Dilanda Profit Taking

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular