
Analisis Teknikal
Bursa Global Kembali Melambat, IHSG Berpotensi Melemah
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 November 2018 08:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak cenderung melemah dengan rentang pergerakannya berada di 5.845 hingga 5.945, hari ini, Senin (05/11/2018). Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS), Jumat (02/11/2018) waktu setempat lagi-lagi terkoreksi. Indeks Dow Jones kembali terkoreksi 0,43%, S&P 500 juga turun 0,63% dan Nasdaq tergelincir 1,04%.
Pelaku pasar AS khawatir akan kenaikan upah dan inflasi karena akan mendorong The Fed kembali menaikkan suku bunga. The Fed sedang berusaha memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, agar tetap tetap tumbuh secara berkelanjutan.
Dari dalam negeri, investor asing terlihat mulai kembali masuk pasar bursa saham Indonesia. Aktivitasnya tercermin pada transaksi Jumat lalu dengan mencatatkan net buy Rp 1,16 triliun di semua pasar.
Pada Jumat lalu, IHSG mengawali perdagangan dengan kenaikan cukup tinggi (+0,64%), kondisi global yang cenderung kondusif karena Presiden AS Donald Trump sedang diagendakan bertemu Presiden China Xi Jin ping menjadi salah satu pendorongnya.
Pemerintah melalui Menteri Keuangan mengumkan cukai rokok 2019 sama dengan tahun 2018, membuat sentimen positif pada IHSG karena kembali terdorong saham industri rokok. GGRM langsung melejit 6,6% dan HMSP loncat 4,1%.
Setelah melalui pekan dengan kenaikan empat hari berturut-turut, secara teknikal, IHSG kembali membentuk pola grafik pria menggantung (hanging man), pola ini mengindikasikan akan adanya penurunan (bearish).
Bursa saham nasional masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5), bahkan telah menembus rerata harganya selama dua puluh hari (moving average/MA 20) secara jangka pendek indeks masih dalam tren penguatan.
Menurut kami, kondisi bursa AS yang terkoreksi akan menjalar ke bursa utama Asia, ditambah dengan potensi koreksi pada IHSG secara teknikal, IHSG berpotensi akan terkoreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Peternak: Atasi Masalah Broker - Harga Ayam, RI Bisa Nyontek Thailand
Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS), Jumat (02/11/2018) waktu setempat lagi-lagi terkoreksi. Indeks Dow Jones kembali terkoreksi 0,43%, S&P 500 juga turun 0,63% dan Nasdaq tergelincir 1,04%.
Pelaku pasar AS khawatir akan kenaikan upah dan inflasi karena akan mendorong The Fed kembali menaikkan suku bunga. The Fed sedang berusaha memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, agar tetap tetap tumbuh secara berkelanjutan.
Pada Jumat lalu, IHSG mengawali perdagangan dengan kenaikan cukup tinggi (+0,64%), kondisi global yang cenderung kondusif karena Presiden AS Donald Trump sedang diagendakan bertemu Presiden China Xi Jin ping menjadi salah satu pendorongnya.
Pemerintah melalui Menteri Keuangan mengumkan cukai rokok 2019 sama dengan tahun 2018, membuat sentimen positif pada IHSG karena kembali terdorong saham industri rokok. GGRM langsung melejit 6,6% dan HMSP loncat 4,1%.
![]() |
Bursa saham nasional masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5), bahkan telah menembus rerata harganya selama dua puluh hari (moving average/MA 20) secara jangka pendek indeks masih dalam tren penguatan.
Menurut kami, kondisi bursa AS yang terkoreksi akan menjalar ke bursa utama Asia, ditambah dengan potensi koreksi pada IHSG secara teknikal, IHSG berpotensi akan terkoreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Peternak: Atasi Masalah Broker - Harga Ayam, RI Bisa Nyontek Thailand
Most Popular