Duh, Saham Apple Bawa Wall Street ke Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 November 2018 21:47
Saham Apple anjlok sebesar 6,35% menyusul penjualan iPhone yang tak memenuhi ekspektasi.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street ditransaksikan melemah pada perdagangan terakhir di pekan ini. Hingga berita ini diturunkan, indeks Dow Jones melemah 0,13%, indeks Nasdaq melemah 0,44%, sementara S&P 500 menguat 0,1%.

Sejatinya, ada angin segar yang datang dari positifnya data tenaga kerja AS. Sepanjang Oktober 2018, tercipta lapangan kerja sektor non-pertanian sebanyak 250.000, jauh di atas konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar 190.000. Capaian itu juga jauh meningkat dari bulan September 2018 yang sebesar 118.000.

Seiring dengan kuatnya angka penciptaan lapangan kerja, tingkat pengangguran bertahan di level 3,7% per akhir bulan lalu, terendah sejak Desember 1969.

Sementara itu, rata-rata upah per jam meningkat sebesar 0,2% secara bulanan atau 3,1% secara tahunan. Peningkatan tahunan sebesar itu merupakan yang tercepat sejak tahun 2009.

Selain itu, sentimen positif bagi Wall Street juga datang dari kabar bahwa Presiden AS Donald Trump telah meminta para pejabat pemerintahannya untuk mulai merancang draf perjanjian dagang dengan China, menurut 4 sumber yang memahami masalah tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg.

Sumber tersebut menyebut bahwa dorongan untuk mencapai kesepakatan dagang dengan China datang pasca Trump melakukan pembicaraan via sambungan telepon pada hari Kamis (1/11/2018) dengan Presiden China Xi Jinping.

Memang, Trump terlihat sangat senang pasca berbicara dengan XI Jinping, ditunjukkan oleh cuitannya di Twitter.

"Baru saja melakukan pembicaraan yang baik dengan Presiden Xi Jinping. Kami membicarakan berbagai topik dengan fokus mengenai perdagangan. Diskusi berjalan baik dan rencananya ada pertemuan saat KTT G20 di Argentina. Kami juga melakukan diskusi yang baik membahas Korea Utara!" cuit Trump pada hari Kamis melalui akun @realDonaldTrump.

Sebagai informasi, perbincangan kedua pimpinan negara tersebut merupakan yang pertama kalinya dipublikasikan dalam 6 bulan terakhir.

Kinerja Wall Street dibebani oleh saham Apple yang anjlok sebesar 6,35%. Sebenarnya, kinerja keuangan perusahaan untuk kuartal yang berakhir pada September 2018 terbilang kinclong. Pendapatan tercatat sebesar US$ 62,9 miliar, mengalahkan konsensus Refinitiv yang sebesar US$ 61,57 miliar. Laba per saham diumumkan sebesar US$ 2,91, juga lebih tinggi dibandingkan konsensus yang sebesar US$ 2,78.

Investor ramai-ramai melepas saham Apple salah satunya lantaran perusahaan gagal memenuhi ekspektasi terkait jumlah penjualan iPhone. Penjualan iPhone tercatat sebanyak 46,89 juta unit untuk kuartal yang berakhir pada September 2018, di bawah proyeksi FactSet dan StreetAccount yang sebanyak 47,5 juta unit, seperti dikutip dari CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/dru) Next Article Gara-Gara Apple, Dow Jones Akan Anjlok 262 Poin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular