Menteri Rini Bilang Batal, Global Bond Pertamina Tetap Terbit

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
02 November 2018 13:03
Menteri Rini sempat bilang batal terbitkan global bond karena bunga tinggi, hari ini terbit dengan bunga 6,5%
Foto: Menteri BUMN Rini Soemarno bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati berbincang usai melaksanakan salah satu agenda dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia- Baru kemarin Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, sebut PT Pertamina (Persero) menunda penerbitan global bond atau obligasi globalnya, alasannya adalah kondisi pasar yang buruk dan bunga yang tinggi.

Tahu-tahu, hari ini Fitch mengeluarkan rilis yang memberikan rating investment grade untuk surat utang senilai US$ 750 juta atau setara Rp 11,25 triliun yang diterbitkan oleh Pertamina. Global bond ini, dikutip dari pernyataan tertulis Fitch, bagian dari obligasi berplafon US$ 10 miliar, memiliki kupon 6,5% dan jatuh tempo pada 2048.



Dijumpai di kantor Direktorat Jenderal Pajak Rabu kemarin, Menteri Rini mantap mengatakan Pertamina menunda terbitkan obligasi karena kondisi pasar sedang tak bagus.

Ia melanjutkan, bunganya pun jauh lebih tinggi dibanding PLN sehingga pemegang saham menyarankan agar untuk tak usah melanjutkan dan keluar dari pasar. Lagipula, menurut Rini, Pertamina belum terlalu membutuhkan uang dari obligasi tersebut. "Persoalannya karena bunganya terlalu tinggi jadi saya katakan tidak, setelah itu saya katakan mundur saja karena kamu kan tidak butuh uangnya. Ngapain bayar mahal untuk sesuatu yang tak perlu," ungkap Rini, Rabu (31/10/2018).

Rini menyarankan agar Pertamina ambil fasilitas lain yang disediakan perbankan asing. "Jadi bukan karena tidak laku tapi karena bunga terlalu tinggi."

Lalu, hari ini Fitch mengeluarkan rilis soal rating atas surat utang Pertamina. Fitch memberikan peringkat "BBB" dengan outlook Stable pada global bond US$750 juta. Surat utang ini akan jatuh tempo pada 2048.

Global bond ini memberikan bunga 6,5% per tahun. Bila dibandingkan dengan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat bertenor 30 tahun, bunga yang ditawarkan Pertamina tergolong tinggi. Yield obligasi 30 tahun mencapai 3,39%. Artinya ada selisih sebesar 3,11%.


(gus/wed) Next Article Menanti Respons Jokowi Soal Kisruh Kenaikan Harga BBM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular