
Ini Penjelasan Bos BI, Menkeu, & LPS Soal Ekonomi RI Terkini
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 November 2018 16:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan kondisi perekonomian Indonesia yang mencakup sektor fiskal, moneter, pasar keuangan, sampai lembaga jasa keuangan di kuartal III-2018 dalam kondisi aman.
Hal tersebut merupakan kesimpulan dari pertemuan seluruh anggota KSSK yang digelar pada Kamis (25/10/2018) lalu, yang merupakan rapat berkala dalam berkoordinasi memantau dan memelihara stabilitas.
Meski begitu, KSSK yang beranggotakan Sri Mulyani, Perry Warjiyo, Wimboh Santoso, dan Halim Alamsyah ini tak dapat memungkiri bahwa kondisi perekonomian, khususnya ekonomi global masih penuh dengan dinamika.
Maka dari itu, KSSK akan terus memantau dan melakukan mitigasi atas dampak dari berbagai potensi risiko terhadap stabilitas sistem keuangan. Berikut beberapa poin penting yang akan dilakukan KSSK :
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
BI telah dan akan terus memperkuat bauran kebijakan yang konsisten untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik untuk memperkuat ketahanan eksternal Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, B sejak Mei 2018 telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 bps hingga menjadi 5.75 persen.
Bl juga terus menempuh strategi operasi moneter yang diarahkan untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar Ruplah maupun pasar valas. Mitigasi dalam skala internasional juga telah dilakukan Bl dengan memperkuat jaring pengaman keuangan internasional bekerjasama dengan otoritas dari beberapa negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Kementerian Keuangan terus berupaya meningkatkan kinerja APBN baik dari sisi pendapatan negara. belanja negara. maupun pembiayaan anggaran. Outlook defisit anggaran pada akhir tahun 2018 diperkirakan mencapai 1.83 persen terhadap PDB. lebih rendah daripada target APBN 2018 sebesar 2.19 persen.
Di tengah tekanan yang terjadi pada sistem keuangan. Pemerintah berupaya menjaga stabilitas nilai tukar dengan mendorong kinerja neraca perdagangan. antara lain melalui pengendalian kebutuhan impor proyek infrastruktur. Implementasi biodiesel B-20. dan perluasan cakupan produk yang dikenakan PPh Impor.
Pemerintah juga terus melakukan kebijakan peningkatan daya saing dan promosi ekspor untuk memperbaiki masalah struktural neraca perdagangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiyana
Pada triwulan III 2018. volatilitas di pasar modal domestik masih berlanjut seiring masih tingginya tekanan dari pasar global. Namun, tekanan jual investor nonresiden terpantau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.
Di tengah volatilitas pasar tersebut. profil risiko sektor jasa keuangan terpantau dalam kondisi terkendali. Permodatan lembaga jasa keuangan berada di level memadai untuk mengantisipasi peningkatan risiko sekaligus mendukung ekspansi pembiayaan. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan per triwulan III 2018 berada pada level 23,03 persen. sedangkan Risk-Based Capital (RBC) untuk asurasi umum dan jiwa masing-masing sebesar 315 persen dan 430 persen.
Kualitas aset lembaga jasa keuangan masih terjaga, dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan dan Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan masing-masing sebesar 2.66 persen dan 3.17 persen.
Secara kelembagaan. OJK senantiasa berupaya memperkuat pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan. khususnya kegiatan operasional yang dengan terkait risiko pasar dan risiko Likuiditas. Selain itu, OJK juga melanjutkan inisiatif pendalaman pasar keuangan dalam upaya memperkokoh ketahanan pasar domestik.
Kepala Eksekutif Lembaga Penjaminan Simpanan Fauzi Ichsan
LPS akan terus memantau tren kenaikan suku bunga simpanan perbankan yang masih berlanjut merespon kenaikan suku bunga acuan. Sejak kebijakan moneter mulai mengetat di bulan April 2018. rata-rata suku bunga deposito Rupiah pada 62 bank benchmark telah meningkat sebesar 42 bps (menjadi 5.90%). Sementara itu. rata-rata suku bunga valas dari 19 bank benchmark meningkat sebesar 33 bps (menjadi 1.10%).
Penyesuaian suku bunga simpanan terhadap kenaikan suku bunga acuan diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa saat ke depan.
(dru) Next Article 'Kondisi Ekonomi Penuh Dinamika Tapi Masih Terkendali'
Hal tersebut merupakan kesimpulan dari pertemuan seluruh anggota KSSK yang digelar pada Kamis (25/10/2018) lalu, yang merupakan rapat berkala dalam berkoordinasi memantau dan memelihara stabilitas.
Meski begitu, KSSK yang beranggotakan Sri Mulyani, Perry Warjiyo, Wimboh Santoso, dan Halim Alamsyah ini tak dapat memungkiri bahwa kondisi perekonomian, khususnya ekonomi global masih penuh dengan dinamika.
![]() |
Maka dari itu, KSSK akan terus memantau dan melakukan mitigasi atas dampak dari berbagai potensi risiko terhadap stabilitas sistem keuangan. Berikut beberapa poin penting yang akan dilakukan KSSK :
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
BI telah dan akan terus memperkuat bauran kebijakan yang konsisten untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik untuk memperkuat ketahanan eksternal Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, B sejak Mei 2018 telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 bps hingga menjadi 5.75 persen.
Bl juga terus menempuh strategi operasi moneter yang diarahkan untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar Ruplah maupun pasar valas. Mitigasi dalam skala internasional juga telah dilakukan Bl dengan memperkuat jaring pengaman keuangan internasional bekerjasama dengan otoritas dari beberapa negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Kementerian Keuangan terus berupaya meningkatkan kinerja APBN baik dari sisi pendapatan negara. belanja negara. maupun pembiayaan anggaran. Outlook defisit anggaran pada akhir tahun 2018 diperkirakan mencapai 1.83 persen terhadap PDB. lebih rendah daripada target APBN 2018 sebesar 2.19 persen.
Di tengah tekanan yang terjadi pada sistem keuangan. Pemerintah berupaya menjaga stabilitas nilai tukar dengan mendorong kinerja neraca perdagangan. antara lain melalui pengendalian kebutuhan impor proyek infrastruktur. Implementasi biodiesel B-20. dan perluasan cakupan produk yang dikenakan PPh Impor.
Pemerintah juga terus melakukan kebijakan peningkatan daya saing dan promosi ekspor untuk memperbaiki masalah struktural neraca perdagangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiyana
Pada triwulan III 2018. volatilitas di pasar modal domestik masih berlanjut seiring masih tingginya tekanan dari pasar global. Namun, tekanan jual investor nonresiden terpantau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.
Di tengah volatilitas pasar tersebut. profil risiko sektor jasa keuangan terpantau dalam kondisi terkendali. Permodatan lembaga jasa keuangan berada di level memadai untuk mengantisipasi peningkatan risiko sekaligus mendukung ekspansi pembiayaan. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan per triwulan III 2018 berada pada level 23,03 persen. sedangkan Risk-Based Capital (RBC) untuk asurasi umum dan jiwa masing-masing sebesar 315 persen dan 430 persen.
Kualitas aset lembaga jasa keuangan masih terjaga, dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan dan Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan masing-masing sebesar 2.66 persen dan 3.17 persen.
Secara kelembagaan. OJK senantiasa berupaya memperkuat pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan. khususnya kegiatan operasional yang dengan terkait risiko pasar dan risiko Likuiditas. Selain itu, OJK juga melanjutkan inisiatif pendalaman pasar keuangan dalam upaya memperkokoh ketahanan pasar domestik.
Kepala Eksekutif Lembaga Penjaminan Simpanan Fauzi Ichsan
LPS akan terus memantau tren kenaikan suku bunga simpanan perbankan yang masih berlanjut merespon kenaikan suku bunga acuan. Sejak kebijakan moneter mulai mengetat di bulan April 2018. rata-rata suku bunga deposito Rupiah pada 62 bank benchmark telah meningkat sebesar 42 bps (menjadi 5.90%). Sementara itu. rata-rata suku bunga valas dari 19 bank benchmark meningkat sebesar 33 bps (menjadi 1.10%).
Penyesuaian suku bunga simpanan terhadap kenaikan suku bunga acuan diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa saat ke depan.
(dru) Next Article 'Kondisi Ekonomi Penuh Dinamika Tapi Masih Terkendali'
Most Popular