Earnings Season, Simak Kinerja Keuangan Emiten-emiten Ini

Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 November 2018 08:05
Rangkuman kabar emiten di Bursa Efek Indonesia hari Rabu.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengakhiri sesi 1 dengan melemah 0,33%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Rabu (31/10/2018), menguat 0,74% pada penutupan perdagangan sesi 2 ke level 5,831.65.

Nilai transaksi tercatat Rp 9,4 triliun dengan volume 10,98 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 379.291 kali.


Sementara itu, beberapa emiten merilis laporan keuangan kuartal ketiganya dan sejumlah kabar dari emiten lainnya juga layak disimak sebbelum perdagangan hari ini dibuka. Berikut kabar beberapa emiten yang dirangkum oleh tim CNBC Indonesia.

1. Beban Usaha Tinggi, Laba Indofood Anjlok 13,6% Jadi Rp 2,82 T
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) merilis kinerja keuangan hingga triwulan ketiga tahun ini dengan catatan positif pada kenaikan pendapatan penjualan. Namun, laba bersih perseroan turun 13,6% pada kuartal III-2018 menjadi Rp 2,82 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 3,26 triliun.

2. Listing, Saham Produsen Keramik Kaisar Terkoreksi 25,6%
Perdagangan saham perdana PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) dibuka mengalami koreksi ke harga Rp 125 per saham. Posisi ini mengalami pelemahan 25,6% dibandingkan dengan harga penawarannya di Rp 168 per saham.

3. Penjualan Naik 13,6%, Gudang Garam Cetak Laba Rp 5,76 T
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,76 triliun pada kuartal III-2018. Angka ini meningkat 6,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 5,42 triliun.

Kenaikan ini disebabkan kenaikan pendapatan lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan. Pendapatan GGRM naik 13,6% menjadi Rp 69,89 triliun.

4. Harga Jual Batu Bara Naik, Laba Adaro Merosot 16,04%
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengalami penurunan laba bersih pada kuartal III-2018, sebesar 16,04% menjadi US$312,70 juta atau setara Rp 4,69 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Nilai tersebut turun dari US$372,45 juta (Rp 5,58 triliun) di periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan laba bersih ini terjadi karena stagnannya penjualan batu bara selama sembilan bulan terakhir yakni sebesar 39,27 metrik ton secara year-on-year (YoY) meski harga jual rata-rata lebih tinggi yakni sebesar 9% dibandingkan dengan tahun lalu.

5. Efisiensi, Laba Semen Indonesia Naik 43,15% Jadi Rp 2,09 T
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) masih membukukan pertumbuhan laba pada kuartal III-2018 meski industri semen sedang menghadapi kelebihan pasokan di dalam negeri. Pada kuartal III-2018, SMGR mencetak laba bersih Rp 2,09 triliun. Angka ini meningkat 43,15% dibandingkan laba kuartal III-2017 sebesar Rp 1,46 triliun.

6. Pemerintah Genjot Infrastruktur, Laba PTPP Malah Anjlok 11,6%
Pemerintah selama empat tahun terakhir gencar melakukan pembangunan infrastruktur hingga ke daerah dan mayoritas pembangunan ini digarap oleh perusahaan kontraktor badan usaha milik negara (BUMN). Namun di tengah banyaknya proyeknya yang digarap, PT PP Tbk (PTPP) justru mengalami penurunan laba bersih mencapai 11,64%.

Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih perusahaan BUMN ini sepanjang sembilan bulan tahun ini turun menjadi Rp 874,67 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar RP 989,97 miliar.

7. Garap Tol Sawangan-Salabenda, CMNP Cari Utangan Rp 1,4 T
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) berencana untuk mencari dana investasi atau pinjaman bagi proyek tol seksi III Sawangan-Salabenda senilai Rp 1,4 triliun.

Direktur Utama CMNP Tito Sulistio, pihaknya sedang mencari kreditur strategis dari perbankan untuk bisa mendapatkan dana investasi proyek yang merupakan bagian dari perpanjangan tol Depok-Sawangan.

8. Laba Bersih Naik 124,4%, Harga Saham MAP Malah Anjlok 3,1%
Perlambatan pertumbuhan ekonomi belum berpengaruh pada kinerja keuangan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Laba emiten ritel konsumer ini masih tinggi. Pada kuartal III-2018, MAPI mencetak laba bersih Rp 557,67 miliar atau naik 124,42% dibandingkan laba bersih kuartal III-2017 sebesar Rp 248,5 miliar.

9. Ini Alasan Bursa Suspensi Perdagangan Saham AIMS
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan penghentian perdagangan PT Akbar Indo Makmur Tbk (AIMS) lantaran perusahaan tak memiliki pendapatan yang artinya going concern perusahaan mengalami masalah.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan sebagai regulator pasar modal merasa perlu untuk memastikan kelanjutan usaha perusahaan dalam rangka memberikan awareness kepada publik yang sudah dan menjadi investor perusahaan.

10. Sritex Targetkan Laba Bisa Tembus US$ 101 juta di 2018
Emiten tekstil asal Solo yaitu PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menargetkan pertumbuhan laba setahun 2018 dapat mencapai US$101 juta (setara Rp 1,53 triliun). Iwan Setiawan Lukminto, Direktur Utama Sri Rejeki Isman, mengatakan pertumbuhan kinerja laba bersih perseroan akan menyerupai pertumbuhan hingga akhir September sebesar 49,24%.

11. Bisnis Properti Lesu, Laba Agung Podomoro Anjlok 42,92%
Lesunya bisnis properti memukul kinerja keuangan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Hingga kuartal III-2018, APLN mencetak laba bersih Rp 308,82 miliar atau anjlok 42,92% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 541,08 miliar.

Anjloknya kinerja keuangan ALPN dikarenakan penjualan tertekan sementara beban tak berhasil ditekan secara optimal. Pada kuartal III-2018, penjualan dan pendapatan usaha APLN Rp 3,8 triliun. Angka ini turun 30,33% dibandingkan penjualan kuartal III-2017 sebesar Rp 5,46 triliun.

12. Kinerja Tertekan, Pemilik Gerai Hypermart Rugi Rp 335,85 M
Kinerja keuangan PT Matahari Putera Prima Tbk (MPPA) masih tertekan. Pada kuartal III-2018, pemilik gerai Hypermart ini mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 335,85 miliar. Kondisi ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu di mana MPPA mencatatkan rugi Rp 402,98 miliar.

Hingga Sembilan bulan pertama 2018, penjualan bersih MPPA masih tertekan. Penjualan bersihnya turun 13,8% menjadi Rp 8,28 triliun.

13. Harga CPO Terus Turun, Kerugian 2 Emiten Ini Membengkak
Tren harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang terus melemah sejak awal tahun membuat kinerja emiten perkebunan ini lesu selama sembilan bulan terakhir yang berakhir pada September 2018 lalu.

Tercermin pada kinerja keuangan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) yang sepanjang sembilan bulan terakhir justru mengalami kerugian yang semakin membengkak. Kerugiannya meningkat dua kali lipat hingga Rp 1,50 triliun, naik dari Rp 704,93 di akhir September 2017 lalu.

Kondisi yang sama terjadi pada PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) yang ruginya juga terus menumpuk menjadi Rp 162,90 miliar di akhir September 2018 dibanding dengan Rp 145,73 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
(prm) Next Article Antisipasi Anomali Saham CAKK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular