
Listing, Saham Produsen Keramik Kaisar Terkoreksi 25,6%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
31 October 2018 09:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan saham perdana PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) dibuka mengalami koreksi ke harga Rp 125 per saham. Posisi ini mengalami pelemahan 25,6% dibandingkan dengan harga penawarannya di Rp 168 per saham. Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,49% ke poin 5.817,49 poin.
Saham ini diperdagangkan dengan volume 1,68 juta lot saham dan menghasilkan nilai Rp 202,96 juta dan diperdagangkan sebanyak 31 kali.
Perusahaan ini melepaskan 300 juta saham atau sekitar 24,93% dari modal disetor. Dari aksi korporasi ini dana segar yang diperoleh mencapai Rp 50,4 miliar, sebesar 38% akan digunakan untuk pelunasan kredit bank, 20% pelunasan dan instalasi mesin, 6% penyelesaian gedung produksi baru dan sisanya untuk modal kerja.
Selain saham, perusahaan juga memberikan sweetener berupa waran sebanyak 75 juta waran seri I yang dapat dikonversi menjadi saham baru seharga Rp 188.
Hingga Mei lalu, perusahaan produsen keramik merk Kaisar ini mengantongi kenaikan penjualan sebesar 17,83% yoy menjadi Rp 99,97 miliar. Itu disebabkan adanya peningkatan volume penjualan sebesar 10,12%.
Setelah IPO, pendapatan perusahaan diperkirakan akan tumbuh hingga 157% hingga akhir tahun 2018. Selain itu cost of goods sold atau harga pokok penjualan (HPP) juga akan naik 9% seiring dengan adanya efek pelemahan rupiah.
"Awalnya kami perusahaan tertutup dan kini menjadi perusahaan terbuka. Semoga bisa menjadi perusahaan yang lebih baik lagi," kata Johan Silitonga, Direktur Utama Cahayaputra di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/8).
(roy/roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Saham ini diperdagangkan dengan volume 1,68 juta lot saham dan menghasilkan nilai Rp 202,96 juta dan diperdagangkan sebanyak 31 kali.
Hingga Mei lalu, perusahaan produsen keramik merk Kaisar ini mengantongi kenaikan penjualan sebesar 17,83% yoy menjadi Rp 99,97 miliar. Itu disebabkan adanya peningkatan volume penjualan sebesar 10,12%.
Setelah IPO, pendapatan perusahaan diperkirakan akan tumbuh hingga 157% hingga akhir tahun 2018. Selain itu cost of goods sold atau harga pokok penjualan (HPP) juga akan naik 9% seiring dengan adanya efek pelemahan rupiah.
"Awalnya kami perusahaan tertutup dan kini menjadi perusahaan terbuka. Semoga bisa menjadi perusahaan yang lebih baik lagi," kata Johan Silitonga, Direktur Utama Cahayaputra di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/8).
(roy/roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular