Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Kompak Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 October 2018 09:09
Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka menguat pada pagi hari ini.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka menguat pada pagi hari ini: indeks Nikkei naik 0,52%, indeks Strait Times naik 0,42%, indeks Shanghai 0,19%, indeks Hang Seng naik 0,68%, dan indeks Kospi naik 0,4%.

Kepercayaan diri untuk masuk ke bursa saham Benua Kuning datang dari melesatnya Wall Street pada dini hari tadi: Dow Jones ditutup melesat 1,77%, S&P 500 melesat 1,57%, dan Nasdaq menguat 1,58%.

Saham-saham semikonduktor menjadi motor penguatan Wall Street: Intel melesat 5,2%, Nvidia meroket 9,36%, dan KLA-Tencor melejit 7,6%.

Saham Nvidia melejit lantaran mendapat angin segar dari JPMorgan yang menaikkan rating perusahaan dari netral menjadi overweight. JPMorgan menganggap kejatuhan saham perusahaan sepanjang bulan ini telah terlampau dalam, seperti dikutip dari Barron's.

Target harga baru yang dipatok analis JPMorgan Harlan Sur di level US$ 255/saham mengimplikasikan upside sebesar 37% dari posisi penutupan saham Nvidia pada hari Senin (29/10/2018).

Sentimen positif juga datang dari bergeliatnya pasar tenaga kerja di Jepang. Kemarin pagi (30/10/2018), tingkat pengangguran per akhir September diumumkan sebesar 2,3%, di bawah konsensus yang sebesar 2,4%.

Di sisi lain, ada risiko yang datang dari lemahnya aktivitas manufaktur di China. Sekitar 1 jam yang lalu, Manufacturing PMI periode Oktober diumumkan di level 50,2, lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 50,6, seperti dikutip dari CNBC International. Sebagai informasi, pada bulan September Manufacturing PMI China tercatat sebesar 50,8, juga lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 51,2.

Perang dagang dengan AS nampak sangat membebani aktivitas manufaktur di China. Pada 24 September silam, AS resmi memberlakukan bea masuk baru bagi importasi produk China senilai US$ 200 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/roy) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular