Dibuka Menguat, Rupiah Terpeleset ke Zona Merah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 October 2018 08:37
Konsumen AS Pede, Dolar Menguat
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Well, memang sulit membendung keperkasaan dolar AS yang menguat secara global. Pada pukul 08:18 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,02%. 

Kekuatan dolar AS hari ini datang dari rilis data ekonomi terbaru yaitu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada Oktober, The Conference Board menyebut IKK berada di 137,9. Ini merupakan angka tertinggi sejak September 2000 atau dalam 18 tahun. 

"Konsumen tidak melihat ekonomi kehilangan kekuatannya. Bahkan konsumen meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi yang kencang masih akan terus terjadi hingga awal 2019," tegas Lynn Franco, Direktur di The Conference Board, dikutip dari Reuters. 

Jika konsumen Negeri Paman Sam masih pede, maka mereka akan terus berbelanja. Artinya tekanan inflasi dari sisi permintaan tetap akan tinggi, yang membuat The Federal Reserve/The Fed makin punya alasan untuk melanjutkan siklus kenaikan suku bunga acuan. 

Pelaku pasar memperkirakan Jerome 'Jay' Powell dan kolega kembali menaikkan Federal Funds Rate pada Desember. Menurut CME Fedwatch, probabilitas kenaikan sebesar 25 basis poin pada rapat The Fed 19 Desember adalah 66,9%.  

Meski bertujuan untuk mengendalikan permintaan, kenaikan suku bunga acuan punya efek samping ikut mengerek imbalan investasi utamanya di instrumen berpendapatan tetap. Oleh karena itu, dolar AS akan kembali mendapat energi penguatan setiap kali ada kabar kenaikan suku bunga acuan. Ini tentu bukan kabar baik bagi rupiah dan kawan-kawan di Asia. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular