Pasar Obligasi Negara Positif Jelang Lelang

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
30 October 2018 13:26
Harga obligasi rupiah pemerintah menguat tipis pagi ini, seiring dengan penguatan pasar saham domestik dan regional.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat tipis pagi ini, seiring dengan penguatan pasar saham domestik dan regional. 

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling menguat adalah seri 10 tahun, dengan penurunan yield 1,3 basis poin (bps) menjadi 8,64%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Seri acuan lain yaitu seri 15 tahun dan 20 tahun juga menguat, dengan penurunan yield 0,5 bps dan 0,4 bps menjadi 8,84% dan 9,06%. Seri acuan lain yaitu seri 5 tahun masih melemah dengan kenaikan yield 0,1 bps menjadi 8,45%.

Yield Obligasi Negara Acuan 30 Oct 2018
SeriBenchmarkYield 29 Okt 2018 (%) Yield 30 Oct 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR0063 5 tahun8.4578.4862.90
FR0064 10 tahun8.6588.645-1.30
FR0065 15 tahun8.8548.852-0.20
FR0075 20 tahun9.0689.061-0.70
Avg movement0.18
Sumber: Refinitiv 

Penguatan pasar SBN terjadi ketika pasar saham domestik dan regional juga beranjak positif terbatas hingga siang ini.  

Apresisasi pasar surat utang juga terjadi meskipun siang ini dijadwalkan lelang rutin surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) dengan target penerbitan maksimal Rp 4 triliun.  

Umumnya, pelaku pasar banyak melakukan aksi jual dan membentuk kenaikan yield sehingga membuat daya tawar pemerintah dalam lelang berkurang. 

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 553 bps, menyempit dari posisi kemarin 556 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 3,1% dari kemarin 3,09%. Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 863,08 triliun SBN, atau 37,25% dari total beredar Rp 2.317 triiliun.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 12,23 triliun dibanding posisi akhir September Rp 850,85 triliun, dan membuat persentasenya naik dari 36,89%. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga tidak seperti yang terjadi di pasar ekuitas.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,01% menjadi 5.755 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,13% menjadi Rp 15.235 di hadapan tiap dolar AS. 

Penguatan dolar AS seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang naik 0,1% menjadi 96,674. 

Lelang Diprediksi Ramai 

Dalam lelang siang ini, pelaku pasar memprediksi permintaan dalam lelang akan sama ramainya dibandingkan dengan permintaan lelang SBSN sebelumnya Rp 13,89 triliun dan rerata permintaan lelang SBSN sejak awal tahun Rp 12,83 triliun. 

Kepala Riset Fixed Income PT MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menyatakan permintaan akan berkisar pada kisaran Rp 8 triliun-Rp 15 triliun.  

Analis Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Yudistira Yudadisastra memprediksi permintaan akan berada pada rentang Rp 11 triliun-Rp 16 triliun siang ini. 

Prediksi Lelang SBSN 30 Oktober 2018
Seri SBSNMandiri SekuritasMNC Sekuritas
SPN-S 010520196.7% (6.65% - 6.75%)6.46% - 6.56%
SPN-S 010820196.98% (6.93% - 6.7.03%)6.81% - 6.9%
PBS148.2% (8.15% - 8.25%)8.15% - 8.25%
PBS198.7% (8.65% - 8.75%)8.68% - 8.78%
PBS178.89% (8.84% - 8.93%)8.96% - 9.06%
PBS129.27% (9.29% - 9.31%)9.21% - 9.31%
PermintaanRp 11 triliun-Rp 16 triliunRp 8 triliun-Rp 15 triliun
Sumber: Diolah 

TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular