
Ini Penjelasan Telkom Terkait Penurunan Laba
Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 October 2018 20:23

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memberikan penjelasan terkait kinerja keuangan kuartal III-2018 yang kurang menggembirakan. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan beban operasional sepanjang sembilan bulan terakhir karena peningkatan volume bisnis sejak awal tahun.
Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen mengatakan bisnis telekomunikasi memiliki karakteristik fixed cost yang tinggi. Sehingga jika terjadi peningkatan volume, maka beban operasional perusahaan juga mengalami peningkatan.
"Kalau telko itu karakteristik fix costnya tinggi, jadi kita tidak bisa dibilang pendapatan cuma tumbuh, misal x persen sementara cost kita tumbuh x plus y plus y plus y. Memang karakteristiknya seperti itu," kata Andi di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Senin (29/10).
Pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September lalu, pendapatan perusahaan secara year on year meningkat 2,27% menjadi Rp 99,20 triliun triliun dari sebelumnya Rp 97 triliun.
Seiring dengan peningkatan pendapatan ini, beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi juga ikut mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 27,11 triliun menjadi Rp 33,43 triliun.
Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor penekan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang pada periode tersebut tak mengalami pertumbuhan.
Sementara itu, dari segi bisnis, telah terjadi pertumbuhan pada anak usahanya PT Telkomsel di bidang bisnis digital sebesar 19,8% year on year. Pertumbuhan ini didorong dengan ekspansi yang dilakukannya dengan menambah 22.578 BTS sepanjang tahun ini saja.
Selain itu, perkembangan bisnis lainnya juga terjadi ada bisnis IndiHome yang mengalami pertumbuhan sampai dengan 101,2% year on year dengan jumlah konsumen sampai akhir kuartal ketiga lalu yang mencapai 4,7 juta.
Telkom hari melaporkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan. Laba perusahaan anjlok cukup dalam.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan pada BEI, kuartal III-2018, TLKM mencetak laba bersih Rp 14,23 triliun. Angka ini turun 20,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,92 triliun.
Penurunan kinerja ini disebabkan meningkatkan beban perusahaan sementara pendapatan hanya tumbuh tipis. Pendapta perusahaan naik 2,27% menjadi Rp 99,2 triliun dari sebelumnya Rp 97 triliun.
Adapun beban usaha meningkat dari Rp 61,64 triliun menjadi Rp 70,16 triliun. Angka ini naik 13,82%.
Hingga kuartal III-2018, aset Telkom mencapai Rp 204,89 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang aset pada Desember 2017 sebesasr Rp 198,48 trilun.
(hps/hps) Next Article Video: Harga Saham TLKM Loyo Tapi Valuasi Murah, Menarik Diakumulasi?
Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen mengatakan bisnis telekomunikasi memiliki karakteristik fixed cost yang tinggi. Sehingga jika terjadi peningkatan volume, maka beban operasional perusahaan juga mengalami peningkatan.
"Kalau telko itu karakteristik fix costnya tinggi, jadi kita tidak bisa dibilang pendapatan cuma tumbuh, misal x persen sementara cost kita tumbuh x plus y plus y plus y. Memang karakteristiknya seperti itu," kata Andi di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Senin (29/10).
Seiring dengan peningkatan pendapatan ini, beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi juga ikut mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 27,11 triliun menjadi Rp 33,43 triliun.
Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor penekan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang pada periode tersebut tak mengalami pertumbuhan.
Sementara itu, dari segi bisnis, telah terjadi pertumbuhan pada anak usahanya PT Telkomsel di bidang bisnis digital sebesar 19,8% year on year. Pertumbuhan ini didorong dengan ekspansi yang dilakukannya dengan menambah 22.578 BTS sepanjang tahun ini saja.
Selain itu, perkembangan bisnis lainnya juga terjadi ada bisnis IndiHome yang mengalami pertumbuhan sampai dengan 101,2% year on year dengan jumlah konsumen sampai akhir kuartal ketiga lalu yang mencapai 4,7 juta.
Telkom hari melaporkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan. Laba perusahaan anjlok cukup dalam.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan pada BEI, kuartal III-2018, TLKM mencetak laba bersih Rp 14,23 triliun. Angka ini turun 20,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,92 triliun.
Penurunan kinerja ini disebabkan meningkatkan beban perusahaan sementara pendapatan hanya tumbuh tipis. Pendapta perusahaan naik 2,27% menjadi Rp 99,2 triliun dari sebelumnya Rp 97 triliun.
Adapun beban usaha meningkat dari Rp 61,64 triliun menjadi Rp 70,16 triliun. Angka ini naik 13,82%.
Hingga kuartal III-2018, aset Telkom mencapai Rp 204,89 triliun. Angka ini lebih tinggi ketimbang aset pada Desember 2017 sebesasr Rp 198,48 trilun.
(hps/hps) Next Article Video: Harga Saham TLKM Loyo Tapi Valuasi Murah, Menarik Diakumulasi?
Most Popular