Volume Penjualan ADRO Flat di 9 Bulan 2018

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 October 2018 09:11
Dilihat secara total, selama sembilan bulan pertama di 2018, perusahaan mencatatkan penurunan produksi batu bara sebesar 1% menjadi 38,98 MT.
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada kuartal III 2018, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan produksi 14,93 MT batu bara yang bersumber dari PT Adaro Indonesia (AI), Balangan Coal Companies dan Adaro MetCoal Companies (AMC). Angka ini tercatat 5% lebih tinggi dibandingkan produksi di periode yang sama tahun lalu, yang sebesar 14,23 MT.

Namun, jika dilihat secara total, selama sembilan bulan pertama di 2018, perusahaan mencatatkan penurunan produksi batu bara sebesar 1% menjadi 38,98 MT, dari 39,36 MT pada periode yang sama tahun lalu.

Melalui keterangan resminya, perusahaan menjelaskan, perbaikan produksi di kuartal III disebabkan oleh faktor cuaca yang membaik. Meskipun Juli hujan, kondisi cuaca membaik pada Agustus dan September, ditandai dengan hari hujan yang lebih rendah dan volume hujan dibandingkan dengan rata-rata jangka panjangnya.

"Cuaca kering mendukung lingkungan kerja AI dan memungkinkan AI untuk meningkatkan overburden removal dan produksi batu bara," tutur Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira (Ira) melalui keterangan resminya, Jumat (26/10/2018).

Merinci lebih jauh, di kuartal III 2018 ini, AI menghasilkan 13,44 MT batubara, atau tumbuh 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, jika dilihat secara total, produksi batubara AI sampai pada kuartal III adalah 34,70 MT atau turun 4% dari periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan untuk Balangan Coal Companies, tercatat memproduksi 1,24 MT batubara dari kuartal III 2018, atau naik 41% dari 0,88 MT dari kuartal III 2017. Total produksi batubara dari Balangan Coal Companies dalam sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 3,42 MT, 44% lebih tinggi dibandingkan dengan 2,37 MT pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun, untuk Adaro MetCoal Companies (AMC), pada kuartal III 2018, perusahaan menghasilkan 0,24 MT batu bara semi-soft coking dan batu bara termal kelas tinggi, meningkat 7% dari periode yang sama tahun lalu. Total produksi batubara AMC sampai pada September 2018 adalah 0,86 MT, 27% lebih tinggi dari sembilan bulan pertama di tahun lalu.

Sedangkan, dari sisi penjualan, pada kuartal III 2018, ADRO telah menjual 15,47 MT batu bara, 9% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Namun, total volume penjualan untuk sembilan bulan pertama di 2018 relatif datar, yakni 39,27 Mt.

Penjualan ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mencakup 38% dari total volume penjualan sampai September 2018. Sementara itu, Asia Timur terdiri dari 31%, diikuti oleh India dan Tiongkok, masing-masing dengan 13%. India memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena peningkatan yang signifikan dalam permintaan India untuk impor batu bara.

"Strategi kami adalah mempertahankan rasio strip tambang dan cadangan batu bara jangka panjang, dan kami mempertimbangkan untuk memiliki rasio nisbah yang lebih tinggi sebagai investasi karena sifat siklikal industri batu bara. Kami terus mempertahankan panduan produksi batubara kami sebesar 54 - 56 MT untuk 2018 karena pengiriman peralatan pertambangan baru terus berlanjut," pungkas Ira.
(hps) Next Article Demi Akuisisi Kestrel, Adaro Korbankan Pertumbuhan Laba

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular