Meski Naik 0,03%, IHSG Sesi II Masih Dibayangi Koreksi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 October 2018 12:58
Pelemahan Harga minyak mentah dunia hingga 4% dua hari lalu nampaknya mulai menjadi pertanda akan perlambatan ekonomi dunia.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan dengan penunrunan 1,4% karena didorong sektor konsumer yang anjlok 2,2%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang ini, Senin (25/10/2018) mampu mengakhiri perdagangan sesi I dengan kenaikan 0,03% ke level 5.711.

Kenaikan IHSG berlawanan dengan bursa utama Asia yang melanjutkan tren penurunannya (downtrend). Nikkei 225 amblas 3,67%, Kospi terjungkal hingga 2,25%, Hang Seng melorot 2,08% dan Shanghai terperosok 1,28%.

Pelemahan Harga minyak mentah dunia hingga 4% dua hari lalu nampaknya mulai menjadi pertanda akan perlambatan ekonomi dunia. Turunnya pendapatan perusahaan-perusahaan besar dunia yang ada di Amerika Serikat (AS) menjadi konfirmasi akan hal tersebut, sehingga pagi dini hari tadi sebagian besar emiten Wall Street terkoreksi hebat.

Namun demikian, ada yang menarik dari bursa saham acuan nasional, indeks terpantau mengalami kenaikan. Ditopang beberapa indeks sektor seperti sektor konsumer naik 0,87%, keuangan naik 0,32% dan industri dasar juga naik 0,32%.

Kinclongnya performa sektor-sektor yang ada di IHSG tidak lepas dari dorongan beberapa emiten yang merilis laporan keuangan triwulan ke-III dengan hasil yang memuaskan. Beberapa bank besar mengumumkan peningkatan pendapatan hingga belasan persen.

Lalu, kemana IHSG pada sesi dua akan bergerak? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Sumber: Revinitif
Berdasarkan analisis secara teknikal, pada sesi II kami memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, dengan rentang pergerakannya antara 5.725 hingga 5.650.

Adapun grafik yang tergambar menyerupai lilin putih panjang (long white candle), pola tersebut terbentuk karena penutupan sesi I IHSG dibuka dengan penurunan cukup dalam namun sesi I ditutup pada zona hijau.

Pola tersebut sebenarnya mencerinkan akan kenaikan, namun indikator teknikal menunjukan kecenderungan turun, karena masih membentuk persilangan turun (dead cross) berdasarkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD). 

Baca: Wall Street "Membara", Koreksi Membayangi IHSG



TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular