Analisis Teknikal

Wall Street "Membara", Koreksi Membayangi IHSG

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 October 2018 08:45
Potensi koreksi tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan kemarin, Rabu (24/10/2018) dengan penurunan 1,52% ke level 5.709. TimRiset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan melemah, dengan kisaran pergerakannya berada di level 5.650 hingga 5.750.

Potensi koreksi tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Dimana pada pagi dini hari, indeks bursa yang berada di Wall Street Amerika Serikat (AS) kembali terjun bebas, Dow Jones merosot 2,41%, S&P 500 ambrol  3,09% dan Nasdaq terpental 4,43%. 

Kejatuhan di saham berbasis teknologi dan kekhawatiran akan pendapatan perusahaan yang lebih rendah karena efek perang dagang yang mulai terasa menjadi pemicu utama.

Kejatuhan bursa utama AS kemungkinan besar menjalar ke Asia hingga Indonesia, pasalnya ekonomi dunia saat ini mengalami perlambatan pertumbuhan.

Perekonomian China yang pada kwartal III pertumbuhannya menurun dari 6,7% menjadi 6,5% menjadi sinyal bahwa ekonomi sedang lesu, akibatnya investor global berpotensi melakukan shifting ke aset beresiko yang lebih rendah.

Secara teknikal, setelah IHSG selesai melakukan konsolidasi arah pergerakannya beberapa hari ini, ternyata IHSG mengarah ke pelemahan. Hal ini terlihat dari pola grafik outside bar yaitu lilin hitam panjang (long black candle), pola tersebut termasuk memiliki kecenderungan memberikan sinyal kan terjadi pelemahan pada perdagangan selanjutnya.
Waspada Tekanan Ekonomi Global, IHSG Berpotensi MelemahSumber: Revinitif
IHSG nampak kembali tertekan dalam jangka pendek, IHSG kembali terlihat bergerak di bawah garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5).

Kami berpandangan hari ini IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, derasnya sentimen negatif dari perekonomian global menjadi salah satu penyebabnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/hps) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular