
Internasional
The Fed: Bea Impor & Defisit Tenaga Kerja Ancam Perusahaan AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
25 October 2018 07:14

Washington, CNBC Indonesia - Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) di seluruh negeri mengeluhkan perseteruan dengan China dan negara-negara lainnya mendorong kenaikan harga-harga produksi utama di saat mereka juga menghadapi kekurangan tenaga kerja, menurut bank sentral AS Federal Reserve, Rabu (24/10/2018).
Kesulitan yang terus terjadi untuk mengisi posisi-posisi pekerjaan yang kosong di seluruh level perusahaan dan di semua wilayah Negeri Paman Sam telah menunda pelaksanaan proyek dan menekan perusahaan untuk menaikkan upah atau tunjangan. Beberapa di antaranya bahkan mempekerjakan robot untuk mempercepat produksi, menurut laporan "beige book" The Fed, dilansir dari AFP.
Beige Book adalah laporan The Fed yang merangkum hasil diskusi dengan para pelaku usaha di 12 negara bagian. Proses ini berlangsung sejak September hingga pertengahan Oktober, dikutip dari Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.
Laporan tersebut menunjukkan ekonomi AS yang sehat dengan pertumbuhan yang cukup moderat. Namun, strategi bea impor yang agresif dari Presiden Donald Trump yang telah memicu aksi pembalasan dari beberapa negara rekan dagangnya berpotensi menaikkan inflasi.
Bank sentral terus memantau pergerakan tekanan harga untuk menentukan seberapa cepat dan tinggi kenaikan suku bunga acuan yang diperlukan agar perekonomian tetap tumbuh tanpa kenaikan inflasi, dikutip dari AFP.
The Fed telah tiga kali menaikkan bunga acuannya tahun ini dan diperkirakan akan kembali menaikkannya di Desember sebesar 25 basis poin (bps).
"Perusahaan manufaktur melaporkan kenaikan harga produk akhir karena biaya bahan mentah seperti metal naik yang mereka atribusikan sebagi akibat dari bea impor," menurut laporan The Fed tersebut.
Beberapa perusahaan tidak mampu melanjutkan kenaikan biaya itu kepada konsumennya dan perusahaan di Philadelphia melaporkan "kesulitan untuk menyamai harga kompetitor asing yang tidak terkena tarif impor".
The Fed juga mengatakan pertumbuhan upah cenderung hanya moderat di beberapa negara bagian namun kenaikan gaji itu terjadi di seluruh penjuru AS.
Namun, dengan kurangnya staf ber-skill dan staf level bawah, berbagai perusahaan menggunakan opsi non-gaji untuk menarik dan mempertahankan para pekerjanya yang berkualifikasi, termasuk bonus, jam kerja yang lebih fleksibel, serta tambahan waktu liburan.
Laporan itu juga memasukkan pernyataan bahwa beberapa perusahaan tidak dapat berekspansi atau mendorong produksi karena kekurangan pekerja di semua level. Satu perusahaan terpaksa menunda proyeknya hingga enam minggu karena tidak dapat menemukan teknisi elevator.
Wall Street menjadikan laporan ini sebagai sentimen negatif dan membuat indeks-indek acuannya terjun bebas hari Rabu.
(prm) Next Article The Fed Berkorban 'Cetak Uang' Ratusan Triliun Demi Ekonomi
Kesulitan yang terus terjadi untuk mengisi posisi-posisi pekerjaan yang kosong di seluruh level perusahaan dan di semua wilayah Negeri Paman Sam telah menunda pelaksanaan proyek dan menekan perusahaan untuk menaikkan upah atau tunjangan. Beberapa di antaranya bahkan mempekerjakan robot untuk mempercepat produksi, menurut laporan "beige book" The Fed, dilansir dari AFP.
Beige Book adalah laporan The Fed yang merangkum hasil diskusi dengan para pelaku usaha di 12 negara bagian. Proses ini berlangsung sejak September hingga pertengahan Oktober, dikutip dari Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.
Bank sentral terus memantau pergerakan tekanan harga untuk menentukan seberapa cepat dan tinggi kenaikan suku bunga acuan yang diperlukan agar perekonomian tetap tumbuh tanpa kenaikan inflasi, dikutip dari AFP.
The Fed telah tiga kali menaikkan bunga acuannya tahun ini dan diperkirakan akan kembali menaikkannya di Desember sebesar 25 basis poin (bps).
"Perusahaan manufaktur melaporkan kenaikan harga produk akhir karena biaya bahan mentah seperti metal naik yang mereka atribusikan sebagi akibat dari bea impor," menurut laporan The Fed tersebut.
Beberapa perusahaan tidak mampu melanjutkan kenaikan biaya itu kepada konsumennya dan perusahaan di Philadelphia melaporkan "kesulitan untuk menyamai harga kompetitor asing yang tidak terkena tarif impor".
The Fed juga mengatakan pertumbuhan upah cenderung hanya moderat di beberapa negara bagian namun kenaikan gaji itu terjadi di seluruh penjuru AS.
![]() |
Laporan itu juga memasukkan pernyataan bahwa beberapa perusahaan tidak dapat berekspansi atau mendorong produksi karena kekurangan pekerja di semua level. Satu perusahaan terpaksa menunda proyeknya hingga enam minggu karena tidak dapat menemukan teknisi elevator.
Wall Street menjadikan laporan ini sebagai sentimen negatif dan membuat indeks-indek acuannya terjun bebas hari Rabu.
(prm) Next Article The Fed Berkorban 'Cetak Uang' Ratusan Triliun Demi Ekonomi
Most Popular