Hubungan AS-Saudi Kian Panas, Wall Street Akan Melemah lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 October 2018 19:19
Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Stephen Yang
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini, melanjutkan koreksi yang sudah dibukukan pada perdagangan kemarin (23/10/2018): kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 70 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 13 dan 58 poin.

Kian panasnya hubungan antara AS dengan sekutunya Arab Saudi membuat bursa saham kembali ditinggalkan investor. Kemarin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan pernyataan keras mengenai masalah ini. Erdogan menyebut bahwa intel dan lembaga penegak hukum memiliki bukti bahwa pembunuhan Khashoggi merupakan sesuatu yang terencana.

"Badan intelijen dan lembaga penegak hukum memiliki bukti yang menunjukkan bahwa pembunuhan (Khashoggi) adalah terencana.... Menuduhkan kasus tersebut ke beberapa aparat penegak hukum dan anggota badan intelijen tidak akan memuaskan kami maupun komunitas internasional," papar Erdogan di hadapan parlemen Turki.

"Mulai dari pihak yang memberikan perintah, hingga pihak yang mengeksekusinya, mereka harus dibuat bertanggung jawab." Kata Erdogan lebih lanjut.

Mendengar pidato Erdogan, Presiden AS Donald Trump semakin menunjukkan kekecewaan dan kemarahan kepada Arab Saudi. Trump menyatakan bahwa Arab Saudi mencoba menutupi kasus Khasshogi dengan buruk.

"Konsep awalnya sangat jelek, pelaksanaannya buruk, dan cara menutupinya juga salah satu yang paling payah sepanjang sejarah," tegas Trump kepada para jurnalis di Oval Office, dikutip dari Reuters.

Sejauh ini, belum ada sanksi apapun yang dikeluarkan oleh AS untuk Arab Saudi. Memang, kesepakatan bisnis antara AS dengan Arab Saudi terbilang fantastis sehingga wajar jika pemerintahan Donald Trump terlihat sangat berhati-hati dalam bertindak. Tahun lalu misalnya, Arab Saudi berkomitmen membeli persenjataan dari AS senilai US$ 110 miliar.

Namun, bukan tak mungkin jika pada akhirnya Trump dipaksa bersikap luar biasa tegas terhadap sekutunya tersebut.

Lebih lanjut, ketidakpastian terkait permasalahan anggaran pemerintah Italia juga menghinggapi benak investor. Pasca Komisi Eropa menolak rencana fiskal pemerintah Italia lantaran defisit yang mencapai 2,4% dari PDB, Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini menyebut bahwa negaranya tidak akan mengubah anggaran tahun 2019.

"Warga Italia harus didahulukan ... Italia tidak lagi ingin menjadi pelayan untuk aturan konyol," kata Salvini.

Pada pukul 20:45 WIB, data Flash Manufacturing PMI periode Oktober akan diumumkan, disusul oleh data penjualan rumah baru periode September pada pukul 21:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Terbawa Sentimen Positif Wall Street, Bursa Eropa Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular