Dolar AS Kehilangan Momentum, Rupiah Tak Lagi melemah
24 October 2018 11:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat melemah 0,08% ke level Rp 15.197/dolar AS di pasar spot, kini rupiah tak lagi melemah. Pada pukul 11:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 15.185 atau sama dengan posisi penutupan perdagangan kemarin (23/10/2018).
Hilangnya momentum penguatan dolar AS membuat rupiah bisa memperbaiki keadaan: indeks dolar AS terkoreksi sebesar 0,04% setelah sempat menguat 0,03% pada sekitar pembukaan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dolar AS kehilangan momentum seiring dengan tingginya appetite dari investor untuk berburu di bursa saham kawasan Asia: indeks Nikkei naik 0,36%, indeks Shanghai melesat 1,53%, indeks Hang Seng naik 1%, indeks Strait Times naik 0,65%, dan indeks Kospi naik 0,22%.
Jika dilihat secara umum, penguatan di bursa saham Asia relatif lebih tinggi dibandingkan posisi pada saat pembukaan perdagangan IHSG. Ketika itu, indeks Shanghai misalnya, hanya menguat 0,24%.
Kinclongnya kinerja sektor manufaktur di Jepang benar-benar ampuh untuk menarik investor masuk ke bursa saham. Pada pagi hari ini, Flash Manufacturing PMI periode Oktober diumumkan sebesar 53,1, mengalahkan konsensus yang sebesar 52,6.
Sebagai informasi, data di atas 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara data di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami kontraksi.
Pada bulan Oktober, aktivitas manufaktur di Jepang mencatatkan ekspansi dan ekspansinya lebih kencang dibandingkan yang diharapkan pelaku pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/dru)
Hilangnya momentum penguatan dolar AS membuat rupiah bisa memperbaiki keadaan: indeks dolar AS terkoreksi sebesar 0,04% setelah sempat menguat 0,03% pada sekitar pembukaan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dolar AS kehilangan momentum seiring dengan tingginya appetite dari investor untuk berburu di bursa saham kawasan Asia: indeks Nikkei naik 0,36%, indeks Shanghai melesat 1,53%, indeks Hang Seng naik 1%, indeks Strait Times naik 0,65%, dan indeks Kospi naik 0,22%.
Jika dilihat secara umum, penguatan di bursa saham Asia relatif lebih tinggi dibandingkan posisi pada saat pembukaan perdagangan IHSG. Ketika itu, indeks Shanghai misalnya, hanya menguat 0,24%.
Kinclongnya kinerja sektor manufaktur di Jepang benar-benar ampuh untuk menarik investor masuk ke bursa saham. Pada pagi hari ini, Flash Manufacturing PMI periode Oktober diumumkan sebesar 53,1, mengalahkan konsensus yang sebesar 52,6.
Sebagai informasi, data di atas 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara data di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami kontraksi.
Pada bulan Oktober, aktivitas manufaktur di Jepang mencatatkan ekspansi dan ekspansinya lebih kencang dibandingkan yang diharapkan pelaku pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Tembus Rp 15.000/US$, Intip Kurs Rupiah di Money Changer
(ank/dru)