
Musim Laporan Keuangan, Saham-saham Ini Bisa Memberi Kejutan
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
24 October 2018 09:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim laporan kinerja keuangan kuartal III-2018 mulai dirilis sejak minggu lalu yang dimulai oleh emiten di sektor perbankan. Sejumlah perusahaan sekuritas mulai memberikan proyeksi kinerja terhadap sejumlah emiten yang menarik untuk diperhatikan.
RHB Sekuritas mengatakan para investor harus mulai selektif untuk memperhatikan kinerja keuangan tersebut mengingat pelemahan rupiah sebesar 11% secara year to date (Ytd) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) hingga 5 kali dalam lima bulan terakhir.
Henry Wibowo dari anlisa dari RHB memperkirakan emiten batu bara seperti PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menunjukkan volume pertumbuhan kinerja yang signifikan di periode ini. Didukung oleh faktor cuaca atau iklim yang baik untuk mendukung produksi.
Selain itu, emiten yang bergerak di bisnis perunggasan (poeltry) juga patut dipertimbangkan seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) mengingat harga unggas broiler meningkat seignifikan secara year on year (YoY).
Sementara itu ASII diperkirakan mencatatkan kinerja yang positif didukung oleh voume penjualan kendaraan roda empat (four wheels) yang meningkat.
Emiten Batu Bara
Patokan harga rata-rata batu bara pada kuartal III tahun ini berada di kisaran US$ 117 per ton untuk batu bara Newcastle atau naik 12% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Nilai tersebut juga meningkat 25% YoY dari sebelumnya US$ 93 per ton di kuartal III-2017.
"Percakapan yang baru-baru ini kami lakukan dengan penambang batu bara menunjukkan bahwa pada kuartal III-2018 volume produksi lebih baik disebabkan oleh kondisi cuaca yang baik," ujar Henry.
Selain itu, RHB Sekuritas memproyeksikan bahwa pendapatan positif dicatatkan oleh emiten batu bara pada periode tersebut dengan dukungan harga batu bara yang tinggi dan menjadi momentum penguatan bagi harga saham emiten tersebut.
"Kami merekomendasikan saham ITMG didorong oleh nilai kalori batu bara yang lebih tinggi, hasil dividen sebesar 15% yang menarik dan valuasi murah di 6 kali FY19 P/E," tambahnya.
Ditambah dengan saham ADRO yang memiliki skala operasi yang besar, lukuiditas yang baik dan prospek produksi yang kuat.
Sementara itu, PT Pamapersada Nusantara anak usaha UNTR juga menerima manfaat yang besar dari penguatan dolar AS, dimana 90% pendapatan dalam dolar AS sedangkan 30%-40% biaya dama rupiah.
Emiten Unggas (Poultry)
Menurut analis dari RHB Sekuritas Michael Setjoadi, harga rata-rata unggas jenis DOC pada kuartal III-2018 berkisar di Rp 5.755 per ekor atau naik 10% dibandingkan kuartal sebelumnya dan meningkat 37% YoY.
Sedangkan harga rata-rata jenis unggas broiler berada di Rp 19.116 atau naik 13% YoY namun turun 9% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Tren harga DOC tetap pada garis lurus (searah) dengan siklus pasokan yang kurang selama 2-3 tahun terakhir akibat pembatasan impor hingga pemekaran dan perkembang biakan jenis tersebut. Sedangkan harga unggas broiler yang turun di September 2018 namun masih cukup tinggi dibandingkan bulan Juli dan Agustus silam.
"Kami optimis perusahaan unggas bisa merilis kinerja keuangan yang positif di kuartal III tahun ini yang bisa mengungguli pasar dan diatas konsesus," ujar Michael.
Rekomendasi beli (buy) untuk saham JAPFA dengan valuasi yang murah dan potensi dari peningkatan rating, serta CPIN yang memiliki leverage yang kuat sebagai pemimpin pasar dengan likuiditas yang kuat.
Grup ASTRA
ASII kembali meraih pangsa pasar untuk kategori produk kendaraan roda empat (four wheels) sebesar 52% di September 2018, dengan volume penjualan meningkat 23% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Andrey Wijaya analis dari RHB Sekuritas memproyeksikan kinerja positif dibukukan oleh perusahaan pada periode tersebut, terutama meningkat pangsa pasar four wheels yang meningkat di kuartal III tahun ini.
"Berkat rilis Toyota Rush yang baru membuat Toyota kembali memenangkan pasarnya di Indonesia dan kembali berkompetisi dengan Mitsubishi Xpander," ujarnya.
Selain itu, segmen kendaraan bermotor (two wheels) ettap menjadi pemimpin utama pasar di dalam negeri.
Smeentara UNTR diproyeksikan kembali membukukan penguatan kinerja keuangan didorong oleh penjualan Komatsu dan anak usahanya PAMA. Selain itu, tekanan dari Bank Permata juga sudah mulai berkurang.
(hps/hps) Next Article Kinerja Kinclong, kok Saham DMAS, INDF & ICBP Ambles?
RHB Sekuritas mengatakan para investor harus mulai selektif untuk memperhatikan kinerja keuangan tersebut mengingat pelemahan rupiah sebesar 11% secara year to date (Ytd) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) hingga 5 kali dalam lima bulan terakhir.
Henry Wibowo dari anlisa dari RHB memperkirakan emiten batu bara seperti PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menunjukkan volume pertumbuhan kinerja yang signifikan di periode ini. Didukung oleh faktor cuaca atau iklim yang baik untuk mendukung produksi.
Sementara itu ASII diperkirakan mencatatkan kinerja yang positif didukung oleh voume penjualan kendaraan roda empat (four wheels) yang meningkat.
Emiten Batu Bara
Patokan harga rata-rata batu bara pada kuartal III tahun ini berada di kisaran US$ 117 per ton untuk batu bara Newcastle atau naik 12% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Nilai tersebut juga meningkat 25% YoY dari sebelumnya US$ 93 per ton di kuartal III-2017.
"Percakapan yang baru-baru ini kami lakukan dengan penambang batu bara menunjukkan bahwa pada kuartal III-2018 volume produksi lebih baik disebabkan oleh kondisi cuaca yang baik," ujar Henry.
Selain itu, RHB Sekuritas memproyeksikan bahwa pendapatan positif dicatatkan oleh emiten batu bara pada periode tersebut dengan dukungan harga batu bara yang tinggi dan menjadi momentum penguatan bagi harga saham emiten tersebut.
"Kami merekomendasikan saham ITMG didorong oleh nilai kalori batu bara yang lebih tinggi, hasil dividen sebesar 15% yang menarik dan valuasi murah di 6 kali FY19 P/E," tambahnya.
Ditambah dengan saham ADRO yang memiliki skala operasi yang besar, lukuiditas yang baik dan prospek produksi yang kuat.
Sementara itu, PT Pamapersada Nusantara anak usaha UNTR juga menerima manfaat yang besar dari penguatan dolar AS, dimana 90% pendapatan dalam dolar AS sedangkan 30%-40% biaya dama rupiah.
Emiten Unggas (Poultry)
Menurut analis dari RHB Sekuritas Michael Setjoadi, harga rata-rata unggas jenis DOC pada kuartal III-2018 berkisar di Rp 5.755 per ekor atau naik 10% dibandingkan kuartal sebelumnya dan meningkat 37% YoY.
Sedangkan harga rata-rata jenis unggas broiler berada di Rp 19.116 atau naik 13% YoY namun turun 9% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Tren harga DOC tetap pada garis lurus (searah) dengan siklus pasokan yang kurang selama 2-3 tahun terakhir akibat pembatasan impor hingga pemekaran dan perkembang biakan jenis tersebut. Sedangkan harga unggas broiler yang turun di September 2018 namun masih cukup tinggi dibandingkan bulan Juli dan Agustus silam.
"Kami optimis perusahaan unggas bisa merilis kinerja keuangan yang positif di kuartal III tahun ini yang bisa mengungguli pasar dan diatas konsesus," ujar Michael.
Rekomendasi beli (buy) untuk saham JAPFA dengan valuasi yang murah dan potensi dari peningkatan rating, serta CPIN yang memiliki leverage yang kuat sebagai pemimpin pasar dengan likuiditas yang kuat.
Grup ASTRA
ASII kembali meraih pangsa pasar untuk kategori produk kendaraan roda empat (four wheels) sebesar 52% di September 2018, dengan volume penjualan meningkat 23% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Andrey Wijaya analis dari RHB Sekuritas memproyeksikan kinerja positif dibukukan oleh perusahaan pada periode tersebut, terutama meningkat pangsa pasar four wheels yang meningkat di kuartal III tahun ini.
"Berkat rilis Toyota Rush yang baru membuat Toyota kembali memenangkan pasarnya di Indonesia dan kembali berkompetisi dengan Mitsubishi Xpander," ujarnya.
Selain itu, segmen kendaraan bermotor (two wheels) ettap menjadi pemimpin utama pasar di dalam negeri.
Smeentara UNTR diproyeksikan kembali membukukan penguatan kinerja keuangan didorong oleh penjualan Komatsu dan anak usahanya PAMA. Selain itu, tekanan dari Bank Permata juga sudah mulai berkurang.
(hps/hps) Next Article Kinerja Kinclong, kok Saham DMAS, INDF & ICBP Ambles?
Most Popular