Dibuka Melemah Tipis, IHSG Kini Sudah Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 October 2018 09:27
Dibuka melemah tipis 0,03%, IHSG dengan cepat membalikkan keadaan.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah tipis 0,03%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan cepat membalikkan keadaan. Kini, IHSG menguat sebesar 0,23% ke level 5.811,31.

Penguatan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,19%, indeks Shanghai naik 0,24%, indeks Hang Seng naik 0,37%, dan indeks Strait Times naik 0,26%.

Kinclongnya kinerja sektor manufaktur di Jepang mendorong penguatan bursa saham Benua Kuning. Pada pagi hari ini, Flash Manufacturing PMI periode Oktober diumumkan sebesar 53,1, mengalahkan konsensus yang sebesar 52,6.

Sebagai informasi, data di atas 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara data di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami kontraksi.

Pada bulan Oktober, aktivitas manufaktur di Jepang mencatatkan ekspansi dan ekspansinya lebih kencang dibandingkan yang diharapkan pelaku pasar.

Kemudian kemarin (23/10/2018), inflasi Hong Kong periode September tercatat sebesar 2,7% YoY, jauh melampaui capaian bulan Agustus yang sebesar 2,3% YoY. Tingginya angka inflasi mungkin merupakan sinyal bahwa permintaan barang-barang disana begitu tinggi sehingga kenaikan harga menjadi tak terhindarkan.

Di sisi lain, potensi ribut-ribut antara AS dengan sekutunya Arab Saudi terkait dengan tewasnya kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi menghantui penguatan yang kini sedang dinikmati oleh bursa saham regional.

Kemarin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan pernyataan keras mengenai masalah ini. Erdogan menyebut bahwa intel dan lembaga penegak hukum memiliki bukti bahwa pembunuhan Khashoggi merupakan sesuatu yang terencana.

"Badan intelijen dan lembaga penegak hukum memiliki bukti yang menunjukkan bahwa pembunuhan (Khashoggi) adalah terencana.... Menuduhkan kasus tersebut ke beberapa aparat penegak hukum dan anggota badan intelijen tidak akan memuaskan kami maupun komunitas internasional," papar Erdogan di hadapan parlemen Turki.

"Mulai dari pihak yang memberikan perintah, hingga pihak yang mengeksekusinya, mereka harus dibuat bertanggung jawab." Kata Erdogan lebih lanjut.

Trump pun sepertinya semakin menunjukkan kekecewaan dan kemarahan kepada Arab Saudi. Setelah pidato Erdogan, Trump menyatakan bahwa Arab Saudi mencoba menutupi kasus Khasshogi dengan buruk.

"Konsep awalnya sangat jelek, pelaksanaannya buruk, dan cara menutupinya juga salah satu yang paling payah sepanjang sejarah," tegas Trump kepada para jurnalis di Oval Office, dikutip dari Reuters.

Sejauh ini, belum ada sanksi apapun yang dikeluarkan oleh AS untuk Arab Saudi. Memang, kesepakatan bisnis antara AS dengan Arab Saudi terbilang fantastis sehingga wajar jika pemerintahan Donald Trump terlihat sangat berhati-hati dalam bertindak. Tahun lalu misalnya, Arab Saudi berkomitmen membeli persenjataan dari AS senilai US$ 110 miliar.

Namun, bukan tak mungkin jika pada akhirnya Trump dipaksa bersikap luar biasa tegas terhadap sekutunya tersebut.

Dari dalam negeri, sentimen negatif bagi IHSG datang dari pelemahan rupiah yang sebesar 0,03% di pasar spot ke level Rp 15.190/dolar AS. Selain karena dolar AS yang sedang perkasa (indeks dolar AS menguat 0,03%), pelaku pasar nampak masih merespon negatif keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia bahwa bank sentral akan mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.

Dengan ditahannya suku bunga acuan, praktis tak ada sentimen dari dalam negeri yang bisa menopang penguatan rupiah. Di sisi lain, potensi pelemahan rupiah lebih lanjut memang masih ada, seiring dengan masih panasnya tensi geopolitik antara AS dengan Saudi Arabia dan potensi membengkaknya defisit neraca berjalan/current account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal III dan IV. Bahkan, potensi pelebaran CAD pada kuartal-III diamini oleh BI.

"Ekspor agak lemah, pertumbuhan akselerasi impor meningkat ini membuat current account di kuartal III, ditambah harga minyak yang tinggi," kata Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara, Selasa (23/10/2018).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular